Buntut Dosen Meninggal Terjatuh, Gundukan di Unhas Kini Dicat dan Diberi Tanda

29 Juli 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi tidur di Unhas yang tewaskan dosen muda kini diberi tanda dan dicat hitam-putih. Foto: Lody Aprianto/STR/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi tidur di Unhas yang tewaskan dosen muda kini diberi tanda dan dicat hitam-putih. Foto: Lody Aprianto/STR/kumparan
ADVERTISEMENT
Gundukan drainase yang berada di dalam kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel, menelan korban jiwa. Dosen muda FMIPA, Nur Hasanah, meninggal dunia usai kecelakaan di gundukan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi Jumat (29/7), gundukan ini berada tepat di jalur antara Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ke arah Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Gundukan saluran drainase ini, berukuran panjang 3 meter dan lebar mencapai 1,5 meter. Ketinggian gundukan ditaksir mencapai hingga 10 cm.
Setiap pengendara yang melintas dengan kecepatan tinggi di gundukan itu, kendaraannya akan jumping ataupun terbang. Sehingga, bagi pengendara yang melintas dan ketika mendekati gundukan ini, harus mengerem.
Risiko kecelakaan yang tinggi ini menimpa Nur Hasanah. Dosen muda FMIPA Unhas tersebut mengalami kecelakaan pada Rabu (27/7) kemarin. Dia terjatuh dari motornya, ketika melintas di gundukan drainase maut ini.
Dosen muda tersebut kecelakaan, karena diduga tidak memperhatikan gundukan itu. Apalagi di lokasi saat itu sebelumnya memang tak ada penanda atau pemberitahuan.
Polisi tidur di Unhas yang tewaskan dosen muda kini diberi tanda dan dicat hitam-putih. Foto: Lody Aprianto/STR/kumparan
Gundukan drainase itu juga, dibiarkan begitu saja usai dilakukan pengerjaan. Dibiarkan tidak rata dengan jalanan aspal.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan yang disebabkan gundukan ini, bukan hanya menimpa dosen Nur Hasanah. Tetapi sebelumnya, sudah ada orang dua pengguna jalan lain mengalami kecelakaan di tempat itu. Tetapi, mereka hanya luka-luka. Beda dengan dosen muda FMIPA, Nur Hasanah. Ia meninggal dunia.
Kerapnya kecelakaan di tempat tersebut, disesalkan oleh beberapa pihak. Termasuk, guru besar Unhas, Prof Tasrief Surungan. Ia meminta kasus ini menjadi perhatian pihak rektorat.
"Gundakan itu ternyata sudah menelan tiga korban. Jadi mohon segera diperbaiki," ucap Prof Tasrief.
Polisi tidur di Unhas yang tewaskan dosen muda kini diberi tanda dan dicat hitam-putih. Foto: Lody Aprianto/STR/kumparan
Sementara, Kepala Biro Umum Universitas Hasanuddin Jursum Tahir, sempat mengaku akan memperbaiki gundukan itu. Katanya akan melakukan penebalan aspal, sehingga jalanan rata.
Tetapi kenyataannya, pihak kampus belum melakukan penebalan aspal. Melainkan, ia hanya mengecat gundukan dengan warna hitam-putih, bak pembatas trotoar pada umumnya. Pengecatan itupun diperkirakan baru dilakukan Jumat (29/7) tadi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, lima meter sebelum gundukan itu, juga telah disimpan papan bicara. Papan itu meminta pengendara hati-hati karena ada pengerjaan jalan.