Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Buntut Kasus Fake BTS, Komdigi Bahas Teknologi Enkripsi SMS dengan BSSN
25 Maret 2025 13:27 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) tengah menggodok cara mencegah kejahatan via teknologi enkripsi SMS buntut dari kasus penipuan dengan fake (Base Transceiver Station) BTS yang merugikan korban hingga ratusan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Direktur Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto awalnya menjelaskan modus para pelaku fake BTS ini bisa terjadi lantaran korban yang mengeklik link phishing yang di-blast pelaku usai mengacak sinyal atau jamming jaringan frekuensi ponsel korban.
Ini terjadi karena frekuensi yang digunakan pelaku lebih kuat dibandingkan frekuensi resmi yang statis, akibat terpisah jarak dengan korban. Pelaku memangkas jarak itu karena modusnya adalah bergerak dengan mobil atau secara mobile.
Usia berhasil dikuasai, pelaku masuk ke ponsel korban dengan menggunakan jaringan 2G yang masih tersedia di ponsel mereka.
"Pada saat mereka bergerak terus, si masyarakat yang menerima SMS blast ini, dia akan melihat. Pada saat melihat, mereka membuka link yang dikirim, itu sudah 4G lagi karena yang dikirim arus data kan. Di beberapa negara juga 2G ini sudah enggak ada. Tapi mereka masih bisa melakukan. Kenapa? Di handphone-nya 2G-nya gak hilang," terang Wayan dalam konferensi pers.
ADVERTISEMENT
Atas hal tersebut, Wayan mengatakan tengah berkoordinasi dengan BSSN terkait solusi teknologi enkripsi. Tujuannya agar masyarakat bisa melakukan double checking apabila SMS bersifat phising masuk ke ponsel.
"Supaya, 'oh ini penipuan, oh ini tidak'. Itu pun sudah dikenali di selulernya nanti pada saat solusi teknologi. Inilah solusi jangka panjang yang secara sistem juga masyarakat siapapun, bagaimanapun kondisinya mereka terhindar dari adanya SMS," jelasnya.
Teknologi itu nantinya tidak mengharuskan masyarakat melakukan perubahan karena perbaikan akan diterapkan di hulu sistem teknologi tersebut.
"Mereka tidak tahu, nanti kami dengan operator seluler akan melakukan solusi teknologi," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan Bareskrim Polri telah menangkap 2 pelaku penipuan dengan modus fake bts yang merupakan warga negara asal Cina, pada tanggal 18 dan 20 Maret 2025.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 18 Maret 2025, pelaku penangkapan terhadap tersangka warga negara China dengan inisial XJ. Dia ditangkap saat sedang mengemudikan kendaraan mobil Toyota Avanza Veloz warna hitam, nomor polisi B 2146 UYT yang dilengkapi dengan perangkat elektronik fake BTS di sekitar area SCBD Jakarta Selatan.
Dua hari berselang, tim kembali menangkap tersangka kedua berinisial YXC saat sedang mengemudikan kendaraan Toyota Avanza warna putih dengan nomor polisi B 2328 NFB, yang dilengkapi dengan perangkat elektronik fake BTS di Jalan Tulodong Atas, Jakarta Selatan.
Dari laporan polisi, aksi mereka ini telah menyebabkan kerugian terhadap korban sebesar Rp 473.767.388. Korbannya sejauh ini ada sebanyak 12 orang.
Keduanya telah ditahan dan kepolisian masih terus menyelidiki perkara ini lebih jauh untuk menyelesaikannya sampai ke otak operasinya.
ADVERTISEMENT