Buntut Kebuntuan Pemilu Dini Malaysia, Raja Akan Tunjuk PM Berikutnya

22 November 2022 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja baru Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri Abdullahayatuddin Al-Mustafa Billah Shah duduk selama upacara penobatan di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Departemen Informasi Malaysia
zoom-in-whitePerbesar
Raja baru Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri Abdullahayatuddin Al-Mustafa Billah Shah duduk selama upacara penobatan di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Departemen Informasi Malaysia
ADVERTISEMENT
Pemilu dini Malaysia menghadapi kebuntuan untuk menentukan siapa perdana menteri berikutnya. Menanggapi hal ini, Raja Al-Sultan Abdullah pada Selasa (22/11) akhirnya memutuskan bahwa akan memilih sendiri kandidat penerus orang nomor satu di negara itu.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil menyusul gagalnya kedua pesaing utama — pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan eks PM Muhyiddin Yassin, dalam memenangkan suara mayoritas sebelum tenggat waktu yang diperintahkan oleh Al-Sultan pada pukul 2 siang hari ini.
Keduanya harus dapat mengumpulkan aliansi yang diperlukan demi meraih suara mayoritas minimal, namun gagal.
Gagalnya Anwar dan Muhyiddin diakibatkan oleh koalisi yang mendominasi politik Malaysia dan berperan penting dalam menentukan pemimpin berikutnya, Barisan Nasional (BN).
Koalisi yang kebanyakan adalah anggota dari partai berkuasa United Malays National Organisation (UMNO) itu enggan mengusung siapa pun di antara kedua kandidat utama yang ada.
“Biarkan saya segera membuat keputusan,” ujar Al-Sultan singkat kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. Foto: REUTERS / Lim Huey Teng
Ia juga meminta rakyat Malaysia untuk menerima keputusan apa pun yang diambil terkait pembentukan pemerintah baru nantinya.
ADVERTISEMENT
Sekarang, keputusan absolut sudah berada di tangan raja yang bersifat konstitusional ini. Sebagian peran yang dimainkan raja adalah seremonial, tetapi ia berkuasa untuk menunjuk siapa pun yang diyakini dapat memimpin.
Kendati demikian, Al-Sultan tidak menyebutkan secara rinci kapan keputusan yang sangat berdampak pada pemerintahan Negeri Jiran itu akan diambil.
Baik Anwar maupun Muhyiddin gagal mengumpulkan suara mayoritas minimal, yakni sejumlah 112 dari total 222 kursi parlemen — meski pemilu dini sudah digelar tiga hari sebelumnya, pada Sabtu (19/11) akhir pekan lalu.
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim meninggalkan Istana Nasional setelah bertemu dengan Raja Malaysia, di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh istana beberapa waktu setelahnya, pihaknya menegaskan kembali bahwa tidak ada anggota parlemen yang berhasil memperoleh suara mayoritas minimal untuk dapat ditunjuk sebagai perdana menteri.
ADVERTISEMENT
Pihak istana kemudian mengumumkan telah mengundang Anwar dan Muhyiddin untuk bertemu dengan raja pada pukul 16.30 sore waktu setempat hari ini.
Pemilu dini ini menghasilkan kondisi di mana parlemen terombang-ambing — sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tak sesuai dengan harapan semula, penyelenggaraan pemilu ini juga justru memperpanjang ketidakstabilan politik di pemerintahan yang telah mengalami pergantian perdana menteri sebanyak tiga kali dalam empat tahun itu.