Buntut Kerusuhan Pendukung Bolsonaro, Brasil Gandakan Pasukan Keamanan Ibu Kota

17 Januari 2023 4:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dan kendaraan Pasukan Keamanan Nasional berjaga di luar Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dan kendaraan Pasukan Keamanan Nasional berjaga di luar Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang Brasil semakin meningkatkan keamanan di gedung-gedung pemerintah di Ibu Kota Brasilia pada Senin (16/1).
ADVERTISEMENT
Otoritas setempat menggandakan pengerahan keamanan di kawasan Esplanade of Ministries dan Three Powers Square yang merupakan pusat pemerintahan Brasil. Ada peningkatan jumlah anggota batalion polisi militer dari 248 orang menjadi 500 orang di Brasilia.
Wakil Menteri Kehakiman Brasil, Ricardo Cappelli, menyebut investigasi atas kerusuhan yang diletuskan pendukung garis keras mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, di Three Power Square pada 8 Januari lalu masih berlanjut.
Kala itu, massa menyerbu dan merusak gedung Kongres, Istana Planalto, dan Mahkamah Agung. Mereka menghancurkan jendela, furnitur, komputer, hingga karya seni di gedung pemerintahan.
Penyelidik sedang berusaha menentukan kemungkinan adanya "profesional" di antara para perusuh yang menuntut kudeta militer ini. Saat ini, setidaknya ada 1.159 orang dari dua ribu tersangka perusuh yang masih ditahan di Brasilia.
ADVERTISEMENT
"Ada orang-orang yang mengetahui medan, taktik tempur [antara para demonstran]," ujar Cappelli, dikutip dari AFP, Selasa (17/1).
Pendukung mantan Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro yang menentang pemilihan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva berkumpul di Istana Planalto, Brasilia, Brasil. Foto: Adriano Machado/REUTERS
Cappelli kemudian menggemakan pandangan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva. Lula—yang menang tipis dalam pemilu pada Oktober 2022—meyakini kerusuhan itu tidak mungkin terjadi tanpa bantuan orang dalam, termasuk dari pasukan keamanan.
Sementara itu, Bolsonaro, yang sedang berada di Amerika Serikat (AS), membantah dirinya ada kaitannya dengan pemberontakan tersebut. Namun politikus sayap kanan itu tetap ikut terjerat dalam penyelidikan tentang awal mula kerusuhan.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva saat pertemuan dengan anggota parlemen di Istana Planalto di Brasilia pada Rabu (11/1/2023). Foto: Evaristo SA / AFP
Brasil telah meluncurkan operasi khusus dengan julukan "Ulysses" untuk melacak orang-orang yang melakukan tindakan anti-demokrasi setelah pemilihan presiden tahun lalu.
Operasi yang dilengkapi dengan lima surat perintah penggeledahan dan penyitaan ini turut berupaya menemukan orang-orang yang memblokir jalan raya, mengorganisir demonstrasi di luar barak militer, serta mendalangi dan mendanai kerusuhan pada 8 Januari.
ADVERTISEMENT
Salah satu dari tiga surat perintah penangkapannya pun telah berhasil dieksekusi pada Senin (16/1). Sementara itu, dua individu yang diincar lainnya masih menjadi buron.
"[Petugas] menyita ponsel, komputer, dan dokumen lainnya, serta bukti yang mampu menghubungkan para tersangka dengan organisasi dan kepemimpinan acara," bunyi pernyataan Polisi Federal Brasil.