Buntut Masalah Pemuda Pancasila Pukuli AKBP Karosekali

27 November 2021 8:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pemuda Pancasila melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11). Foto: Jacko Ryan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda Pancasila melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11). Foto: Jacko Ryan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ratusan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) melakukan aksi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Kamis (25/11). Mereka menuntut Politikus PDIP Junimart Girsang meminta maaf atas pernyataannya yang meminta Kemendagri menertibkan ormas-ormas.
ADVERTISEMENT
"Kami minta secepatnya dia melakukan permohonan maaf secara terbuka karena pernyataan sikapnya yang ingin membubarkan Pemuda Pancasila," ungkap Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Lubuklinggau, Chandra Muhammad Islam, di lokasi.
Aksi yang semula damai itu lalu berujung ricuh. Kabagops Ditlantas Polda Metro AKBP Karosekali yang sedang mengamankan demo dianiaya oleh massa aksi.
Akibat kejadian itu AKBP Karosekali menderita luka pada bagian belakang kepalanya. Ia juga harus dilarikan ke rumah sakit.
16 Orang Jadi Tersangka
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan melakukan konferensi pers setelah demo ormas Pemuda Pancasila di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/11). Foto: Jacko Ryan/kumparan
Setelah terjadi penganiayaan tersebut, penyidik Polda Metro Jaya mengamankan 21 orang anggota PP dari lokasi demo. Mereka diperiksa terkait kasus tersebut.
Dari jumlah tersebut 15 orang jadi tersangka karena membawa senjata tajam dan 1 orang jadi tersangka karena menganiaya AKBP Karosekali. Sementara sisanya dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
"Tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain karena dari rekaman yang kami miliki hasil kejadian di lapangan saat terjadi pemukulan terhadap anggota Polda Metro Jaya itu dilakukan tak sendiri oleh tersangka yang saat ini kami tahan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan, Jumat (27/11).
Dalam kasus ini polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya sejumlah pisau komando, 2 butir peluru, belati, golok, ponsel, dan topi Pemuda Pancasila.
Polisi Panggil Korlap Aksi
Zulpan mengatakan penyelidikan polisi dalam kasus demo ricuh itu masih terus berjalan. Penyidik telah melayangkan surat panggilan untuk koordinator lapangan (Korlap) demo tersebut.
"Sudah dijadwalkan penyidik apabila tidak hadir akan dilakukan penjemputan," kata Zulpan.

Pemuda Pancasila Minta Maaf

Pemuda Pancasila melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11). Foto: Jacko Ryan/kumparan
Pemuda Pancasila menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengakui ada hal-hal di luar kontrol yang terjadi di lapangan.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagai sekretaris jenderal Majelis Nasional Pemuda Pancasila pertama-tama ingin mengucapkan permohonan maaf atas terjadinya kesalahpahaman yang terjadi tadi di lapangan," kata Sekjen MPN Pemuda Pancasila, Arif Rahman, kepada wartawan.
Arif mengakui ada yang lepas dari kontrol massa saat aksi terjadi. Mengingat, anggota yang hadir juga cukup banyak.
"Ini memang kecerobohan juga, karena kami juga, teman-teman melakukan aksi banyak yang spontan," tambah dia.
Junimart Girsang Minta Maaf ke Pemuda Pancasila
Junimart Girsang. Foto: Prasetyo Utomo/Antara Foto
Junimart akhirnya buka suara. Wakil Ketua Komisi II DPR itu meminta maaf kepada Pemuda Pancasila atas pernyataannya itu.
"Namun, apabila saya dipersalahkan karena tanggapan itu, sebagai manusia beriman saya minta maaf kepada keluarga PP," kata Junimart dikutip dari Antara, Jumat (26/11).
ADVERTISEMENT
Junimart tahu betul demo itu dipicu pernyataannya saat rapat dengan Kemendagri. Dia meminta Kemendagri menertibkan ormas yang sering terlibat bentrok.
Dia menduga PP tak utuh membaca dan memahami komentarnya soal bentrokan di Ciledug beberapa waktu lalu. Bentrokan PP vs FBR itu diduga diduga karena rebutan lahan.
Junimart menegaskan tak ada permintaan meminta PP dibubarkan.
"Tidak ada pernyataan saya yang menyatakan agar Kemendagri membubarkan PP sebagai ormas yang berskala nasional," ujarnya.
Meski begitu, dia tetap menyampaikan permintaan maaf. Dia ingin mengedepankan perdamaian.
"Ini bukan masalah protes, melainkan menjunjung asas perdamaian sesuai dengan Pancasila," katanya.