Buntut Matinya Ikan di Laguna, Tambak Udang di Kulon Progo Dievaluasi

15 Juni 2019 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi budi daya udang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budi daya udang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo akan membina petani udang di seputar Laguna Pantai Trisik, Kulon Progo. Upaya itu dilakukan usai ribuan ikan di Laguna Pantai Trisik mati diduga akibat limbah tambak udang.
ADVERTISEMENT
“Sekarang ini baru diteliti ya karena memang kelautan dan kewenangan ada di provinsi, maka tim yang turun provinsi. Tapi kabupaten juga ikut mendampingi tim dari provinsi untuk kemudian melihat sebab-sebabnya. Salah satu yang dicurigai adanya limbah dari tambak udang,” ujar Hasto ketika dihubungi kumparan, Sabtu (15/6).
Hasto mengatakan banyak budi daya udang yang tidak memenuhi standar. Menurutnya, banyak petani yang mencari untung sesaat tanpa berpikir efek jangka panjang.
“Ya memang budi daya udang harus standar, kalau sementara ini banyak yang tidak standar. Misalnya ada kolam untuk pembersihan, kolam untuk isolasi. Kolam untuk pembesarkan ini harus sendiri-sendiri,” katanya.
“Tapi kan sering petani itu kan sering mencari untungnya sesaat, tidak memikirkan bahwa tiga tahun lagi justru terjadi musibah. Dalam arti banyak penyakit banyak ketika sistem kolamnya kalau tidak terpenuhi menyebabkan seperti ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kolam yang higienis, seperti adanya kolam penjernihan dan pemeliharaan, akan membuat pembuangan limbah berkurang. Meski sistem yang standar ini mahal, tapi Hasto yakin bahwa sistem ini jauh akan lebih menguntungkan.
“Kadang-kadang orang ini nggak mengikuti sistem yang benar karena ingin murah produksi ingin murah. Mereka harus kita bimbing bina kalau budi daya udang harus standar supaya tidak merusak lingkungan juga. Disamping itu dia juga rugi kalau tidak standar untungnya hanya sesaat,” ujarnya.
Ketika ditanya sanksi kepada petani udang yang tidak penuhi standar, Hasto mengatakan masih akan mengkaji lebih dahulu. “Untuk menentukan sanksi harus kita pelajari terlebih dahulu, karena ini finalnya tentang penyebabnya belum selesai. Kita haus melihat kajian dari provinsi seperti apa,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dilansir Tugujogja.id, media publisher kumparan, Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil DKP Kulon Progo, Sugiharto, mengakui para petambak udang di Pantai Trisik memang belum menerapkan pengolahan limbah secara profesional. Para petambak udang ini belum memperlakukan limbah dari tambak ini dengan baik dan benar.
Selama ini, para petambak udang di Pantai Trisik langsung membuang limbah mereka ke laguna pantai. Akibatnya, limbah-limbah tambak berkumpul di laguna. Terlebih ketika musim kemarau, limbah-limbah tersebut tidak bisa terbuang ke laut akibat debit airnya menyusut.
"Nah, karena debit air kecil maka residunya semakin kuat," tutur Sugiharto.