Buntut Pembakaran Al-Quran, Turki dan Hungaria Tolak Swedia Gabung NATO

5 Februari 2023 1:52 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar salinan Al-quran saat protes di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023). Foto: Ritzau Scanpix/Olafur Steinar Gestsson via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar salinan Al-quran saat protes di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023). Foto: Ritzau Scanpix/Olafur Steinar Gestsson via REUTERS
ADVERTISEMENT
Aksi politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, yang membakar Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari dan 27 Januari di Denmark berbuntut panjang.
ADVERTISEMENT
Turki dan Hungaria bersikeras menolak Swedia gabung sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Untuk menjadi anggota NATO, sebuah negara harus mendapatkan persetujuan dari semua anggota NATO.
Penolakan kedua negara NATO itu terungkap saat Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin bertemu PM Swedia Ulf Kristersson di Stockholm.
"Kami bekerja sama. Kami melakukan kontak dekat setiap hari mengenai masalah ini," kata Marin, Kamis (2/2) dikutip Anadolu Agency.
Pihaknya berharap, Turki dan Hungaria memberi keringanan. "Tentu saja, kami ingin Turki dan Hungaria menyetujui permohonan kami [ NATO] secepat mungkin,".
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar salinan Al-quran saat protes di depan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023). Foto: Ritzau Scanpix/Olafur Steinar Gestsson via REUTERS
Hungaria juga menjadi negara NATO yang mengkritik sikap Swedia buntut pembakaran Al-Quran.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyebut membakar Al-Quran sebagai bagian dari kebebasan betul-betul bodoh.
ADVERTISEMENT
"Menyatakan membakar kitab suci merupakan bagian dari kebebasan berbicara adalah kebodohan yang nyata," kata dia.