Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Buntut Pengusiran di Hanggar Malinau, Susi Air Berpotensi Rugi Rp 8,9 Miliar
4 Februari 2022 22:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kuasa hukum Susi Air , Donal Fariz, mengungkapkan berbagai kerugian yang dialami akibat peristiwa pengusiran pesawat Susi Air di hanggar Bandara Robert Atty Bessing, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
Menurut Donal, kerugian yang dialami mulai dari jadwal penerbangan yang harus direschedule hingga proses maintenance pesawat.
"Secara hitungan-hitungan di atas kertas, kami menilai ada beberapa kerugian yang ditimbulkan karena aktivitas kemarin cancel schedule dan itu terjadi," jelas Donal dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/2).
"Kenapa cancel schedule terjadi? Karena kemudian hanggar itu adalah tempat perbaikan maintenance rutin pesawat baik 100 jam atau maintenance 200 jam. Ketika tempat maintenance terganggu itu akan mengganggu proses rutin maintenance pesawat," lanjut dia.
Donal menjelaskan, proses maintenance Susi Air selama ini berjalan sangat ketat karena menyangkut risiko selama penerbangan.
"Itu yang kemudian oleh beberapa maskapai lain cenderung terabaikan, sehingga beberapa kejadian crash tabrakan. Dan kemudian enginenya mati dalam beberapa waktu yang terjadi belakangan ini," beber dia.
Lebih lanjut, jika dihitung secara angka, jumlah kerugian keseluruhan yang dialami bisa mencapai Rp 8,9 miliar.
ADVERTISEMENT
"Cost yang yang kami hitung totalnya lebih kurang Rp 8,9 miliar secara perhitungan dari bagian operasional dan atas kejadian yang terjadi kemarin," ucap Donal.
Kerugian yang dimaksud juga termasuk pembayaran ekstra untuk pilot, jadwal penerbangan yang harus dibatalkan, dan juga pemindahan alat-alat yang berada di hanggar bandara.
"Kami tentu saja kalau harus memindahkan seluruh alat-alat tersebut, kami harus menyewa heli untuk kemudian mengangkat sejumlah pesawat, yang kemudian dalam kondisi hari ini tanpa mesin atau tanpa engine," jelas Donal.
"Itu salah satu kondisi yang terjadi secara kalkulatif perusahaan dan kerugian yang sifatnya real dan potensial akibat kondisi penggusuran paksa kemarin," tutup dia.