Bupati Bogor: Pedagang Pasar Cileungsi Khawatir Dagangan Sepi usai Tes Corona

11 Juni 2020 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Bogor Ade Yasin, saat memimpin rapat di kantornya, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: ANTARA/M Fikri Setiawan
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Bogor Ade Yasin, saat memimpin rapat di kantornya, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: ANTARA/M Fikri Setiawan
ADVERTISEMENT
Bupati Bogor Ade Yasin angkat bicara terkait insiden pengusiran tenaga medis Tim Gugus Tugas COVID-19 oleh pedagang Pasar Cileungsi pada Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
Ade mengatakan para pedagang menolak petugas tes corona karena takut dagangannya sepi usai menjalani tes.
"Ya pada saat rapid pertama di Pasar Cileungsi ini kan tidak semua (dites). Artinya banyak juga yang menghindar untuk dilaksanakan rapid. Tetapi sejak ditemukannya beberapa positif, bahkan sampai 26 orang untuk klaster Pasar Cileungsi. 26 orang itu termasuk keluarganya (pedagang) jadi kami juga perlu melakukan rapid tes ulang. Khawatir penyebarannya semakin masif," kata Ade, dalam keterangannya, Kamis (11/6).
Ade mengatakan, pada Rabu kemarin merupakan tes kedua yang kan digelar di Pasar Cileungsi setelah sebelumnya, Pemkab Bogor juga gelar tes massal rapid di tempat yang sama pada akhir Mei 2020. Menurut Ade, usai tes massal rapid pertama itu, dan ada 7 pedagang reaktif serta positif corona, Pasar Cileungsi menjadi sepi pengunjung. Maka dari itu, ketika dilaksanakan tes kedua pada Rabu kemarin, para pedagang menolaknya.
ADVERTISEMENT
"Supaya juga tidak ada kejadian lagi, mereka menolak untuk dirapid. Mereka khawatir, karena pada saat pengumuman dilaksanakannya swab yang pertama, itu (dampaknya) pasar menjadi sepi. Dan yang kedua mereka juga tidak ingin menjadi sepi sehingga mereka tidak mau dirapid," jelas Ade.
Ade mengakui, saat Dinas kesehatan berkordinasi dengan kecamatan untuk melaksanakan rapid tes ternyata dilakukan secara mendadak. Saat tenaga medis COVID-19 Kabupaten Bogor tiba di lokasi para pedagang tidak siap.
"Tetapi ternyata mereka tidak siap, dan melakukan penolakan, dan ini bagi kita. Ya ini sebuah apa ya namannya ya, sebuah hal yang biasa sebetulnya akibat miskomunikasi dan ketidakmengertian dari sebagian para pedagang," ucap Ade.
Ade menambahkan, dalam tes corona ini pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Dan ini PR buat kami juga supaya ke depan bisa lebih, dilaksanakan dengan baik, dengan kerjasama yang baik dari pihak pasar. Dan kami juga sebetulnya meminta masyarakat untuk tidak juga menolak, ya. Karena ini untuk kebaikan mereka dan kesehatan mereka," ujar Ade.
Ade saat ditanya soal keluhan pedagang Pasar Cileungsi yang cemburu dengan PKL soal pembatasan pengunjung tidak menjawab.
Padahal sebelumnya, Staf Humas dan Keamanan Pasar Cileungsi, Ujang Rasmadi, mengatakan penolakan itu dilatari dari rasa kekecewaan pedagang dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor.
Menurut Ujang, Gugus Tugas Kabupaten Bogor membuat kebijakan pembatasan pengunjung di Pasar Cileungsi. Sementara itu, Gugus Tugas melakukan pembiaran terhadap pedagang kaki lima (PKL) di depan Pasar Cileungsi.
ADVERTISEMENT
Ujang mengatakan Gugus Tugas dan memberikan pembatasan pengunjung ke PKL. Itu sebabnya, pedagang Pasar Cileungsi cemburu dengan kebijakan yang dianggap tak adil itu.
"Pembatasan pengunjung itu menimbulkan kecemburuan pedagang Pasar Cileungsi kepada pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar yang operasionalnya tidak mendapat pembatasan dari gugus tugas," demikian pernyatan Ujang, Kamis (11/6).
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.