Bupati Halmahera Utara Jelaskan soal Usir Pendemo dengan Parang

2 Juni 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Halmahera Utara, Frans Manery. Foto: Abdul Fatah/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Halmahera Utara, Frans Manery. Foto: Abdul Fatah/ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bupati Halmahera Utara, Frans Manery, buka suara soal aksinya membubarkan massa aksi menggunakan parang yang terjadi Jumat (31/5) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Frans mengaku awalnya ia sempat membujuk massa aksi yang sebagian besar merupakan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) untuk membubarkan diri, namun tak berhasil.
“Dan mereka tidak mau (bubar) ya sudah, kebetulan di mobil saya ada parang salawaku yang rencana untuk (tarian) Cakalele di acara HUT itu ada, dan saya usir,” kata Frans dalam keterangan videonya dikutip Minggu (2/6).
“Untung mereka lari, kalau tidak lari dan nantang saya, mungkin tadi tidak tau apa yang terjadi,” lanjutnya.
Massa aksi ini melakukan protes lantaran tidak setuju dengan perayaan acara HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara yang dianggap pemborosan APBD dengan mengundang artis ibu kota.
Massa sempat melakukan aksi di beberapa tempat seperti Kantor DPRD Halmahera Utara hingga kantor bupati sebelum akhirnya melakukan orasi di depan Hotel Marahai tempat para artis menginap.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Frans menampik tindakannya ia lakukan sebagai kepala daerah. Ia berdalih terpaksa mengancam rakyatnya sendiri dengan parang demi melindungi para tamu.
“Saya bilang ini kan hiburan dalam kaitan dengan hari ulang tahun. tetap mereka terpaksa mau melakukan orasi sementara saya harus melindungi tamu kami,” katanya.
Sebelum kejadian pengusiran massa aksi dengan parang, Frans tengah menghadiri rapat pleno penetapan hasil pemilu usai putusan Mahkamah Konstitusi.
Sekitar pukul 15.40 waktu setempat, Frans dihubungi oleh anaknya. Anaknya melaporkan massa aksi tengah bergerak menuju rumahnya di kawasan Pantai Bowens. Frans pun langsung pulang ke rumahnya.
Di rumah itu, istri Frans sedang menerima tamu yang akan mengisi acara HUT Halmahera Utara.
Frans pun menemui massa aksi yang tengah melakukan orasi di Hotel Marahai tempat para artis menginap. Saat itulah insiden pengusiran dengan parang terjadi.
ADVERTISEMENT

Tuntutan Demo

Ketua GMKI Halmahera Utara, Rivaldo Djini, sebelumnya mengatakan unjuk rasa ini merupakan bentuk keprihatinan atas gaji honorer tenaga kesehatan, hak-hak pegawai PNS berupa TPP selama 1,5 tahun, gaji honorer Satpol-PP, cleaning service, dan Siltap pemerintah desa di 196 desa yang hingga saat ini belum dibayar oleh Pemkab Halmahera Utara.
Di tengah kondisi itu, Pemda justru menggelontorkan APBD untuk mengadakan acara hiburan dengan mengundang artis.
Hanya saja, dalam video klarifikasinya, Frans sama sekali tidak memberikan soal penggunaan penggunaan dana APBD yang dianggap tidak tepat oleh massa aksi.
“Saya kecewa dengan mereka, mereka ini anak-anak muda mahasiswa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Kristen. Di dada mereka ada salib dan tindakan mereka seperti itu yang menggambarkan seakan-akan wilayah ini tidak nyaman dan aman,” tutur Frans.
ADVERTISEMENT