Bupati soal Warga Pedukuhan di Sleman Mendadak Jadi Miliarder: Jangan Boros

1 September 2021 18:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Beberapa warga di Pedukuhan Pundong 1, 2, 3 dan 4, Desa Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, mendadak menjadi miliarder.
ADVERTISEMENT
Mereka mendapat cuan miliaran rupiah setelah tanah atau rumah mereka digusur untuk pembangunan Tol Yogya-Bawen.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan miliarder baru bermunculan karena mendapat ganti rugi lahan tol. Tidak hanya tol Yogya-Bawen, tetapi juga Tol Yogya-Solo.
Menurutnya, di Pedukuhan Sanggarahan dan Pedukuhan Pundong, Tirtoadi, hampir 96 persen warganya telah mendapat ganti rugi tol Yogya-Bawen. Pembayaransudah dilakukan sejak 19 Agustus.
"Tentunya akan ada warga yang memiliki uang banyak. Kami berpesan gunakan itu sebaik-sebaiknya. Jangan boros," kata Kustini dalam pesan tertulisnya, Rabu (1/9).
Sejauh ini, warga yang digusur ada yang mendapat uang hingga Rp 12,5 miliar. Dia berpesan uang itu dibelanjakan untuk kebutuhan primer terlebih dahulu. Misalnya, membeli rumah baru atau membeli tanah.
ADVERTISEMENT
Jika uang masih berlebih, maka bisa untuk pengembangan diri seperti membuka usaha baru. Harapannya warga bisa jauh lebih produktif dari sebelumnya.
"Bisa membuka usaha baru. Entah membuat UMKM, warung makan, atau toko. Harapan saya uang ganti untung digunakan untuk hal-hal yang produktif dari pada konsumtif," kaya Sri.
Terkait adanya warga yang membelanjakan uang ganti rugi untuk membeli mobil, Kustini mengaku sebenarnya tidak apa-apa asal tidak berlebihan dan kebutuhan primer seperti yang disebutkan sebelumnya sudah terpenuhi.
"Asal kebutuhan primer seperti tempat tinggal, usaha itu sudah terpenuhi," ujarnya.
Salah satu rumah warga terdampak tol Yogya-Bawen di Pundong, Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman. Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, Dusun Pundong 1, 2, 3 dan 4, Desa Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, jadi salah satu yang terdampak proyek jalan tol Yogya-Bawen. Setidaknya ada 160-an bidang tanah yang mayoritas pekarangan dan rumah harus tergusur. Warga pun mendapat ganti miliaran rupiah.
ADVERTISEMENT
"Pundong 1 sampai Pundong 4 itu sekitar 160-an bidang yang kena. Ada yang satu orang punya dua, punya tiga bidang juga ada. Pundong 3 tempat saya, ada 45 bidang. Rumahnya ada itu ada 25 rumah yang kena. Khusus Pundong 3. Karena saya dukuh Pundong 3," kata Dukuh Pundong 3 Pekik Basuki.
Pekik menjelaskan, satu KK bisa mendapat Rp 5 miliar rata-rata. Namun, ada satu warganya yang mendapat Rp 12 miliar karena bidang tanahnya luas dan berada di pinggir jalan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Resmikan Groundbreaking Proyek Tol Yogya-Bawen. Foto: Dok. Istimewa
Dia juga mengaku terdampak tol. Tanah seluas 2.400 meter milik istri yang saat ini ditempati, serta tanah miliknya seluas 500 meter turut terkena.
"Kalau ditotal yang 2.400, Rp 9 miliar. Punya saya itu Rp 1,050 miliar," katanya.
ADVERTISEMENT
Ganti rugi tersebut menurutnya sudah di atas pasaran dari yang sebelumnya sekitar 1,5 juta per meter menjadi Rp 4 juta per meter. Mendapatkan uang sebanyak itu, Pekik memilih berinvestasi. Istilahnya dari tanah kembali jadi tanah.
Selain arahan dari Pemdes untuk tidak foya-foya, Pekik mengakui bahwa warga sudah pintar mengelola uang. Mayoritas dari mereka membelanjakan uangnya untuk rumah dan tanah. Sebagian lagi untuk merintis usaha.
Memang ada salah satu KK yang memutuskan untuk membeli tiga mobil baru. Tapi, KK tersebut juga membangun rumah dan membeli tanah.