Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bursa Cawapres Ganjar Memanas: Ridwan Kamil Dibayangi Mahfud MD
12 September 2023 10:20 WIB
·
waktu baca 13 menitMenurut Emil—sapaan Ridwan Kamil, ia bertemu Megawati sudah lama. Mereka membahas progres pembangunan patung Soekarno di kompleks GOR Saparua, Bandung. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, pertemuan 1,5 jam itu berlangsung tertutup di kediaman Mega, Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Meski demikian, bukan berarti pertemuan tersebut tak menyinggung soal politik. Sumber kumparan yang merupakan orang dekat Emil mengatakan, perjumpaan Emil-Mega itu terjadi pada akhir Agustus 2023. Jadi, sesungguhnya masih terhitung baru-baru ini. Pada kesempatan itu, Emil diisyaratkan masuk radar bursa cawapres PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo.
“Intinya positif di pertemuan itu,” ujar sumber itu, Kamis (7/9).
Emil bukan kali itu saja bertemu ketua umum partai politik. Sebelumnya, ia pernah bersilaturahmi dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum NasDem Surya Paloh. Ia juga bersua dengan Anies Baswedan, capres yang kini diusung koalisi NasDem-PKB-PKS.
Tahun 2022, Emil juga sempat menemui Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Pertimbangan NasDem saat itu, Siswono Yudo Husodo, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Hingga akhirnya Emil memutuskan langkah politiknya dengan berlabuh ke Golkar pada Januari 2023—dan langsung didapuk menjadi Wakil Ketua Umum Golkar Bidang Penggalangan Pemilih.
Yang menarik, Emil bukan cuma bertemu para ketum parpol. Pada awal 2022, ia juga bersafari ke sejumlah wilayah di Jawa Timur seperti Surabaya, Kediri, Jombang, dan Bangkalan di Madura. Selain untuk kunjungan kerja menemui Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Emil juga bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri dan berziarah ke makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang.
Ponpes Lirboyo yang berdiri puluhan tahun sebelum Indonesia merdeka dan terlibat dalam perjuangan kemerdekaan merupakan pesantren yang terafiliasi kuat dengan Nahdlatul Ulama, sedangkan Gus Dur ialah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ke-8 yang kemudian menjadi Presiden RI ke-4.
Langkah energik Emil mendekati tokoh Nahdlatul Ulama dan warga Nahdliyin ketika itu ia lakukan usai terang-terangan menyatakan siap berlaga di Pilpres 2024, baik sebagai capres atau cawapres.
Ridwan Kamil Nonaktifkan Mode Energik, Aktifkan Mode Senyap
Awal tahun lalu ketika Emil gencar bersafari politik, belum ada kekuatan politik yang tampak serius meminangnya untuk diajak maju ke 2024. Kini, mendekati pembukaan pendaftaran Pilpres yang tinggal sebulan lagi, Oktober 2023, nama Emil mulai beredar di radar elite partai politik. Padahal, ia kabarnya sempat terlempar dari pengerucutan nama-nama bakal cawapres di kubu Ganjar maupun Prabowo.
Di kubu Ganjar, misalnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada Juli 2023 sama sekali tak menyebut nama Emil di daftar cawapres. Ketika itu, mereka yang masuk daftar cawapres Ganjar ialah Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno, eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Sementara di koalisi Prabowo, nama-nama yang berseliweran sebagai cawapres ialah Erick Thohir, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Tentu saja, nama terakhir itu kini sudah menjadi cawapres Anies Baswedan.
Menurut orang dekatnya, Ridwan Kamil dalam setahun terakhir ini mengubah sikapnya menghadapi Pilpres 2024. Bila dahulu ia energik beranjangsana anjangsini dengan para tokoh politik dan masyarakat akar rumput, kini ia tak lagi ngoyo.
Dulu, menurut sumber itu, Emil punya tim khusus sebagai persiapan menuju Pemilu 2024. Tim ini berisi eks tim sukses maupun relawannya di Pilgub Jabar. Selain itu, ada pula tim medsos untuk mendokumentasikan dan mempublikasikan berbagai kegiatan Emil.
Namun, strategi itu berhenti saat putra sulung Emil, Emmeril Kahn Mumtadz, meninggal dunia usai terseret arus Sungai Aare di Swiss, 26 Mei 2022.
Sejak tragedi itu, Emil disebut mengambil posisi bak air mengalir: jika ditakdirkan ikut Pilpres, ia siap; jika tidak, ia bisa mencoba ikut Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jabar untuk periode kedua.
Dua opsi terakhir, bertarung di Pilgub DKI Jakarta atau Pilgub Jawa Barat 2024, adalah rencana yang didorong Golkar untuk Emil.
Tak disangka, pilihan Emil untuk menghentikan segala manuver politiknya malah menuai banyak simpati dari berbagai tokoh.
“Justru ketika semua pergerakan setop, ketika Kang Emil diam, malah banyak elite-elite yang merapat dan menyampaikan pesan, ‘Diam kamu itu emas. Jangan kasak-kusuk, grasa-grusu,’” ujar orang dekat Emil.
Faktor lain yang membuat Emil pasif bermanuver ialah fatsun politiknya sejak bergabung ke Golkar pada Januari 2023. Menurut sumber dekat Emil itu, prinsip politik yang dipegang Emil ialah akal sehat dan tahu diri. Maka, ia menyetop semua gerakan politiknya karena menghormati partainya.
Emil menyatakan, keputusannya untuk maju atau tidak sebagai cawapres akan ditetapkan oleh partai. Untuk saat ini, Golkar sebagai partai tempat Emil bernaung telah berkoalisi dengan Gerindra dan PAN dan masih ingin menyorongkan ketum mereka, Airlangga Hartarto, sebagai cawapres Prabowo.
“Saya harus tahu diri. Level komunikasi saya terbatas karena saya bukan pimpinan partai,” kata Emil usai serah terima jabatan Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Selasa (5/9).
Untuk sementara ini, Emil menyebut diri sedang breaking news alias berlepas diri (break) dari pemberitaan (news). Menurut orang dekatnya, Emil tengah berada di mode senyap.
“Bagi beliau, kalau ada takdirnya [jadi cawapres] siap, kalau tidak ada juga enggak apa-apa,” ujarnya.
Meski tidak berkeliling menemui tokoh-tokoh politik seperti yang ia lakukan pada 2022, Emil pada awal 2023 menggagas pembangunan patung Soekarno tertinggi di Indonesia di GOR Saparua Bandung yang dinilai sejumlah kalangan sebagai bentuk lain dari manuver politiknya.
Namun, menurut salah satu staf Emil, pembuatan patung itu murni inisiatif masyarakat, yakni Yayasan Putra Nasional. Lembaga itu pula yang mengeluarkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pendirian patung Soekarno sehingga tidak menggunakan dana APBD.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Monumen Plaza Soekarno dilakukan Emil bersama Hasto Kristiyanto, pewakilan keluarga Bung Karno yang juga Sekjen PDIP, pada 28 Juni 2023, lima minggu sebelum akhir masa jabatannya.
PDIP Godok Sederet Nama
Saat ini, di kubu PDIP sebagai pengusung capres Ganjar Pranowo , proses pemilihan nama-nama kandidat cawapres Ganjar mendekati final. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, ada 3 nama yang tengah digodok.
“[Ada] Pak Sandiaga, kemudian nama lain seperti Pak Mahfud MD , Pak RK (Ridwan Kamil), dan beberapa nama yang muncul di permukaan karena disuarakan oleh rakyat, itu dikaji secara mendalam,” kata Hasto usai mengikuti acara senam yang diselenggarakan organisasi sayap PDIP di Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (9/9).
Dua sumber kumparan menyatakan, mulanya Ganjar nyaman berpasangan dengan Sandiaga Uno. Namun kemudian, menurut sumber lain di lingkaran Ganjar, Megawati kini mengerucutkan daftar cawapres ke dua nama: Ridwan Kamil dan Mahfud MD.
Sementara Andika Perkasa, menurut sumber terpisah, telah terpental. Kini eks Panglima TNI itu justru diminta menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar. Sementara nama Sandiaga Uno dan Erick Thohir disebut menjauh dari radar lantaran dianggap terlalu bermanuver.
Walau begitu, sumber berbeda menyebut bahwa posisi Ridwan Kamil pun belum pasti dan masih dibayangi Sandiaga, Andika, dan—terutama—Mahfud. Terlebih, Ganjar mengunggah foto kebersamaannya dengan Mahfud akhir pekan kemarin.
Selain mereka, nama Gibran sempat disebut Ketua DPP PDIP Said Abdullah masuk dalam radar cawapres Ganjar. Namun, menurut sumber di lingkup partai penguasa itu, Gibran enggan maju untuk posisi itu.
“Tunggu, sabar. Semua nama yang masuk pasti akan kami pertimbangkan,” ujar Ganjar ketika ditanya lebih memilih Mahfud atau Emil.
Menurut sejumlah sumber, kecondongan PDIP memilih Emil menguat beberapa waktu terakhir. Emil—yang eks Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat—dinilai bisa menutup lemahnya suara Ganjar di Jawa Barat, provinsi dengan jumlah pemilih paling besar di Indonesia, sebanyak 35,7 juta jiwa.
Survei LSI pada Agustus 2023 memperlihatkan suara Ganjar di Jawa Barat masih kalah ketimbang dua bakal capres lainnya, Prabowo dan Anies. Di Jabar, Ganjar hanya dipilih 25,2% responden, sedangkan Anies 29,6% dan Prabowo 39,2%.
Sebulan sebelumnya, Juli 2023, survei Indikator Politik menampilkan urutan serupa: Ganjar hanya mendapat 21,1% suara di Jabar, sedangkan Anies 29,7% dan Prabowo 46,6%.
Adapun dalam simulasi dua capres oleh SMRC pada Agustus 2023, responden di Jawa Barat yang memilih Ganjar hanya 31%, jauh di bawah Prabowo 57%.
Dalam konteks tersebut, menutupi kelemahan suara di Jawa Barat menjadi faktor pertama keunggulan Ridwan Kamil. Dalam survei internal tim Emil pada periode April–Mei 2022, elektabilitas Emil di Jabar mendominasi sebesar 39%, mengalahkan Prabowo (25%), Anies (12%), dan Ganjar (<10%).
Faktor kedua PDIP memasukkan nama Emil ke radar cawapres ialah sebagai apresiasi terhadap masyarakat Sunda, etnis terbesar kedua di Indonesia setelah suku Jawa.
Selama ini, di Indonesia, belum pernah ada presiden dari suku non-Jawa. Sementara wakil presiden dari suku Sunda ialah Umar Wirahadikusumah, jenderal purnawirawan TNI dan eks KSAD asal Sumedang, yang menjabat pada era Orde Baru (1983-1988).
Wapres incumbent Ma’ruf Amin yang kelahiran Tangerang dan keturunan ulama sekaligus Sultan Banten juga menyebut diri berasal dari Sunda.
Faktor ketiga ialah kekuatan Emil sebagai teknokrat. Sumber di lingkaran dekat Emil meyakini gaya kepemimpinan teknokratik ala Emil akan disukai anak muda generasi milenial dan gen Z.
Faktor keempat, Emil memiliki darah Nahdlatul Ulama melalui kakeknya, KH Muhyiddin. Ia juga mewarisi dan membina 9 pesantren NU. Hal ini dinilai bisa membuat Emil meraup ceruk suara NU vis-à-vis kandidat lain yang kental berdarah NU, yakni Muhaimin Iskandar.
“Semua [kubu] menjajaki [Emil], tapi yang paling kuat [menjajaki] adalah yang paling lemah di Jabar. Penjajakan itu di semua level, mulai dari struktur bawah, menengah, atas, sampai pucuk, semua sudah ketemu silaturahmi,” ujar orang dekat Emil.
Faktor kelima, ada pula yang mengatakan bahwa Emil punya poin plus lain, yakni wajah rupawannya yang mirip Bung Karno, Presiden RI pertama.
Berikutnya, pertimbangan partai memilih cawapres bukan semata karena potensi kemenangan yang ia miliki, tapi juga pandangan partai terhadap sikap kandidat tersebut, apakah ia dianggap sebagai ancaman atau tidak.
Di sini, Emil mengantongi faktor keenam sebagai nilai tambahnya, yakni relatif tak menunjukkan ambisi politik. Emil kerap menyebut prinsip hidupnya seperti peribahasa Sunda: Caina hérang laukna beunang (airnya bening ikannya dapat).
Artinya: pandai-pandai mencapai apa yang dituju tanpa menimbulkan masalah bagi orang lain.
Di PDIP, nama capres-cawapres adalah domain ketua umum partai, Megawati. Namun, menurut Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Ganjar, Deddy Sitorus, ada 6 kriteria cawapres yang bakal dipilih PDIP:
Pada satu kesempatan, Deddy menyatakan harapannya agar cawapres Ganjar berasal dari kalangan muda, sebab pemilih muda mencapai 52% di Pemilu 2024.
Peluang Ridwan Kamil vs Mahfud MD
Elektabilitas Ridwan Kamil yang tinggi di bursa cawapres dianggap membuat peluangnya cukup baik untuk digandeng. Dalam survei terkini di tiga lembaga, namanya berada di deretan top three.
Pertama, survei LSI 3-9 Agustus 2023 menunjukkan Emil mengantongi elektabilitas 13,4%. Ia berada di urutan ketiga cawapres yang paling pantas mendampingi Ganjar. Di atasnya berturut-turut adalah Erick (17,7%) dan Sandiaga (13,6%).
Kedua, survei Indikator 26-30 Mei 2023 menempatkan Emil di posisi dua pada simulasi 18 nama cawapres, dengan elektabilitas 15,4%—hanya terpaut tipis dengan Erick di urutan pertama (15,5%). Sandiaga justru terlempar ke posisi empat (13,1%), sedangkan posisi tiga diisi Mahfud MD (13,4%).
Jika dijabarkan dari responden survei, Emil paling banyak dipilih antara lain oleh perempuan, anak muda/gen Z berusia maksimal 21 tahun, suku Sunda (41,6%), ibu rumah tangga, warga desa, dan penduduk Jawa Barat (38,3%).
Hasil tersebut sekaligus mempertegas bahwa Jawa Barat memang menjadi kekuatan Emil.
Ketiga, survei Litbang Kompas Agustus 2023 menempatkan Emil di posisi puncak elektabilitas cawapres (8,4%). Ia bersaing tipis dengan Sandiaga (8,2%) dan Erick (8%). Namun, tren elektabilitas Emil dan Sandi cenderung turun dari survei Januari 2023, berkebalikan dengan Erick yang menguat dari sebelumnya di angka 3,1%.
Peneliti SMRC Saidiman Ahmad melihat, dari sisi elektabilitas, cawapres paling potensial bagi Ganjar Pranowo adalah Ridwan Kamil.
“Tingkat kepuasan publik Jabar terhadap kinerja RK sangat tinggi. Ia juga sangat populer. Dengan mengambil RK, saya kira ada potensi [suara Jabar ke Ganjar], atau setidaknya resistensi warga Jabar kepada Ganjar bisa berkurang,” ujar Saidiman kepada kumparan, Jumat (8/9).
Orang-orang dekat Emil berpendapat, elektabilitas Emil masih stagnan karena belum ada deklarasi apa pun terkait dirinya.
“Kebanyakan orang, terutama warga Jabar, mengira Kang Emil akan jadi gubernur lagi,” ujarnya.
Emil sendiri belum memutuskan langkah politik berikutnya. Terlebih, Pilkada Jawa Barat pun masih setahun lagi, November 2024. Calon-calonnya pun baru akan ditentukan setelah formasi politik menuju Pilpres fix terbentuk.
Di sisi lain, Saidiman melihat bahwa PDIP dalam tiga pilpres belakangan memiliki pola mengusung tokoh NU sebagai cawapres: Hasyim Muzadi mendampingi Megawati pada Pemilu 2004 (kalah dari SBY-JK), Jusuf Kalla mendampingi Jokowi pada Pemilu 2014 (menang), dan Ma’ruf Amin mendampingi Jokowi pada Pemilu 2019 (menang).
Sejak tahun 2000, hanya pada Pemilu 2009 PDIP tidak mengusung tokoh NU menjadi cawapres. Ketika itu, PDIP mengajukan pasangan Megawati-Prabowo yang kemudian kalah dari SBY-Boediono yang diusung koalisi Demokrat.
Dari pola itu, Saidiman menilai ada potensi kuat PDIP pada Pilpres 2024 akan kembali memilih pendamping dari tokoh yang merepresentasikan NU. Dalam hal ini, Mahfud MD dipandang lebih kuat dari Ridwan Kamil.
“Mahfud MD juga populer. Ia bisa menambal selain dari sisi elektabilitas dan popularitas, juga dari aspek profesionalisme,” kata Saidiman.
Ridwan Kamil bukannya tak punya kelemahan. Ia, misalnya, disebut tak memiliki logistik yang cukup untuk bertarung di Pilpres.
Namun, bagi orang-orang yang berkerja bersama Emil selama ini, hal tersebut tidak menjadi masalah, sebab kelebihan Emil memang elektabilitas, bukan logistik. Ketika bertarung di Pilwalkot Bandung dan Pilgub Jabar, RK pun zero cost untuk urusan kampanye.
Faktor partai asal Emil, yakni Golkar, juga dinilai bukan hambatan baginya. Sejumlah sumber menyebut bahwa Emil bisa saja menjadi cawapres Ganjar dengan restu atau tanpa restu Golkar.
Hal itu mengacu pada preseden ketika politikus senior Golkar, Jusuf Kalla, maju sebagai cawapres SBY di Pilpres 2004, dan sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2014. Padahal, pada Pilpres 2004, Golkar mengusung Wiranto-Salahuddin Wahid; dan pada Pilpres 2014 mengusung Prabowo-Hatta Rajasa.
Ketua DPP Golkar Dave Laksono menyatakan, keputusan pencalonan presiden dan wakil presiden di Golkar sepenuhnya dimandatkan kepada Ketum Airlangga berdasarkan Rakernas Partai Golkar Juni 2023.
“Sekarang mandat ada di beliau (Airlangga) untuk menentukan arah politiknya. Dan beliau melalui pertimbangan khusus sudah memutuskan Golkar bergabung di KIM (Koalisi Indonesia Maju),” kata Dave di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9).
Ia menekankan, Golkar hingga kini masih menyorongkan Airlangga sebagai cawapres Prabowo. Secara terpisah, ayah Dave yang politisi senior partai, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, menyebut partainya tidak bisa mencegah kader diincar pihak lain.
“Kalau [RK] diminta berpasangan dengan Pak Ganjar, itu hak yang bersangkutan. Itu sebuah kehormatan bagi Golkar. Tidak ada alasan melarang orang untuk maju kariernya. [Kalau RK maju], itu atas nama individu” kata Agung, Sabtu (9/9).
Sejauh ini Airlangga belum membahas secara khusus soal Ridwan Kamil yang masuk radar sebagai cawapres Ganjar. Menurutnya, “Golkar sedang konsentrasi pada Koalisi Indonesia Maju.”
Pada saat yang sama, Gerindra sebagai partai awal di Koalisi Indonesia Maju, juga tak mengabaikan nama Emil yang tengah naik daun di bursa cawapres.