Buruh Anggap Pelatihan Online Kartu Prakerja Tak Efektif: Jangan Sampai Mubazir

25 April 2020 19:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kartu Prakerja yang seharusnya menjadi senjata pemerintah khususnya dalam membantu masyarakat yang sedang mencari pekerjaan mendapatkan sorotan publik.
ADVERTISEMENT
Hal yang gencar dipersoalkan adalah terkait pelatihan online yang harus diambil oleh peserta. Proses pelatihan ini dianggap tidak efektif oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
“KSPI beranggapan bahwa pelatihan di dalam Kartu Prakerja itu tidak efektif apalagi kalau pelatihannya adalah berbasis online,” kata Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono saat dihubungi, Sabtu (25/4).
Kahar menjelaskan ketidakefektifan itu karena saat ini yang dibutuhkan masyarakat adalah lapangan pekerjaan. Untuk itu, harus dipikirkan juga mau dibawa ke mana para peserta Kartu Pra Kerja setelah mengikuti pelatihan.
“Sehingga begitu nanti seorang buruh yang ter PHK atau mencari kerja dan itu ikut pelatihan maka setelah selesai mengikuti pelatihan itu mau ke mana, jangan sampai mubazir pelatihan tapi tidak tertampung di lapangan pekerjaan,” ujar Kahar.
ADVERTISEMENT
Untuk mengikuti pelatihan online, peserta Kartu Prakerja harus membayar biaya Rp 1 juta dari total Rp 3,55 juta yang didapatkan. Kahar merasa dibandingkan untuk pelatihan online, lebih baik dana Rp 1 juta untuk diberikan secara tunai.
Menurutnya dengan uang tunai bisa dimanfaatkan oleh para peserta baik untuk modal usaha atau mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Buat modal iya betul, dengan tunai karena kan dia sedang enggak ada pekerjaan. Kemudian dalam situasi seperti ini paling tidak akan memperkuat daya beli mereka misalnya dengan uang itu dibelanjakan ke warung, PKL di lingkungan dia, akhirnya bisa mendongkrak perekonomian,” tutur Kahar.
“Sehingga ada konsumsi ditingkatkan ketimbang uang Rp 1 juta itu hanya mengendap di lembaga-lembaga pelatihan yang terintegrasi di Kartu Prakerja itu yang hanya dinikmati segelintir orang,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
*** (Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*** Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.