Butet soal Akan Dipolisikan Relawan Jokowi karena Pantun: Projo-nya Pansos

30 Januari 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budayawan Butet Kartaredjasa ditemui awak media di rumahnya di Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (30/1).  Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budayawan Butet Kartaredjasa ditemui awak media di rumahnya di Kasihan, Kabupaten Bantul, Selasa (30/1). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah relawan Jokowi melaporkan budayawan Butet Kartaredjasa ke Polda DIY karena dinilai menghina Presiden Jokowi lewat pantun yang dibacakannya di acara PDIP pada Minggu (28/1). Terkait laporan ini, Butet menanggapinya santai.
ADVERTISEMENT
"Oh, enggak papa karena Projo-nya sedang pansos. Panjat sosial dari pantun saya. Ya, boleh-boleh saja semua warga bangsa ini boleh melakukan apa pun karena itu memang dijamin oleh undang-undang. Melaporkan saya ndak papa," kata Butet, Selasa (30/1).
Selain Projo DIY, relawan Jokowi lainnya yang jadi bagian dari pelapor Butet ialah Sedulur Jokowi, dan Jokowi Arus Bawah.
"Tapi kalau saya menanggapi saya enggak tahu apa yang dilaporkan, saya kan cuma menyatakan pikiran-pikiran saya dan itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin Undang-Undang Dasar 45," katanya.
Menurutnya, dia bisa mengartikulasikannya secara bebas melalui media seni dan media apa pun. Sebagai seorang penulis dia bisa membuat puisi, cerpen, pantun, serta naskah monolog.
ADVERTISEMENT
Selain itu dia juga bisa mengekspresikannya di panggung ketika menjadi seorang aktor.
"Atau di layar kaca atau di layar lebar. Saya juga seorang pelukis saya bisa mengekspresikan kebebasan saya berekspresi di kanvas di kertas secara visual dan itu dijamin oleh UUD 45 dan itu satu hal yang sewajarnya di dalam kehidupan berdemokrasi," katanya.
Butet juga mempertanyakan kata-kata binatang yang disebut para relawan menghina Jokowi.
"Kata binatang yang mana? Wedhus? Ha nek ngintil (yang buntuti) itu siapa? Kan saya cuma bertanya pada khalayak. Yang ngintil siapa? 'Wedhus' (jawab massa) berarti kan yang tukang ngintil, wedhus. Tafsir aja. apa saya sebut nama Jokowi? Saya bilang ngintil kok," katanya.
Sementara soal kata "asu og" yang kerap dilontarkannya selama ini, Butet mengatkan "asu og" bukan makian tapi suatu ekspresi personal dirinya.
ADVERTISEMENT
"Bilang asu? Lho koe ngerti dewe (kamu ngerti sendiri), bagi saya, saya menyatakan 'asu og asu banget' itu bukan makian itu suatu ekspresi personal saya. Saya mengagumi kepintaran 'wedyan koe pintere asu tenan og'. Cah ayu wae tak unekke (orang cantik saja saya katain) 'wasyu iki ayu banget'. Asu og itu dalam konteks saya bagaimana kata itu diekspresikan," katanya.

Relawan Jokowi Laporakan Butet

Budayawan Butet Kartaredjasa turut hadir dalam kampanye akbar PDIP bertajuk Hajatan Rakyat Yogyakarta di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Relawan Jokowi yang terdiri dari Projo DIY, Sedulur Jokowi, dan Jokowi Arus Bawah mendatangi Polda DIY pada Selasa (30/1). Mereka hendak melaporkan Butet karena dinilai menghina Jokowi lewat pantun yang dibacakan dalam kampanye akbar PDIP di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY yang bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta', Minggu (28/1).
ADVERTISEMENT
Ketua Projo DIY Aris Widiyartanto mengatakan Butet hendak dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian. Hingga kini polisi masih memproses dan meminta pelapor melengkapi barang bukti.
"Mengatakan Pak Jokowi seperti binatang itu," katanya terkait bagian pantun Butet yang dianggap menghina Jokowi, di Polda DIY, Selasa (30/1).
Koordinator Bidang Hukum dan Advokasi TKD Prabowo-Gibran, Romi Habie, mengatakan kemungkinan pasal yang akan diajukan terkait perbuatan Butet adalah pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.
"Lalu ditanyakan kepada teman-teman mau UU ITE tetap lanjut atau bagaimana. Oleh karena Undang-Undang ITE yang dijerat adalah pihak lain yang menyebarkan, maka teman-teman relawan meminta agar supaya kriminal umum yang diajukan dalam hal ini perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik. Yang disasar tetap beliau (Butet)," katanya.
ADVERTISEMENT

Pantun Butet

Berikut isi pantun yang dibacakan Butet dalam kampanye akbar PDIP di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY yang bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta', Minggu (28/1).
Pantun Hajatan Rakyat
Ada kucing gondol iwak empal
Aku marah tak lempar sandal.
Jokowi maunya revolusi mental.
Tapi gagal terjungkal jungkal.
Kucingnya kabur kakinya pincang.
Ingin terbang tak bisa melayang.
Ngakali survei supaya menang
Jelas jika menang karena main curang.
Satu-satu aku sayang ibu.
Dua-dua aku sayang ayah.
Jutaan Jokower merasa ditipu
Penampilannya lugu jebul licik ngakali mahkamah.
Lah saiki dulur mu iki, wong edan gundal gandul tanpa cawat.
Bagi mereka tuanku adalah konglomerat.
Gatot kaca tulangnya besi ototnya kawat.
Bagi Ganjar-Mahfud tuanku adalah rakyat.
ADVERTISEMENT
Di sini nang Kulonprogo makanan tradisional geblek namanya,
kalau di bantul namanya geplak.
Seharusnya kita hormati yang mimpin negara.
Tapi maaf kita muak karena dia memihak.
Di sini keselamatn negara dijaga Megawati.
Di sana sembako wira-wiri dibagi Jokowi.