Buya Syafii: Mendewakan yang Mengaku Keturunan Nabi adalah Perbudakan Spiritual

21 November 2020 16:52 WIB
comment
70
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Tokoh Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii, menyoroti sikap masyarakat yang kerap mengelu-elu kan seseorang yang merasa sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketum PP Muhammadiyah ini menganggap sikap seperti itu sebagai perbudakan spiritual.
"Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual," cuit Buya dalam akun Twitter @SerambiBuya, Sabtu (21/11).
kumparan telah meminta izin untuk mengutip tweet itu.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Buya Syafii saat dijumpai wartawan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Buya mengatakan, Ir Sukarno bahkan dulu mengkritik keras sikap masyarakat yang terlalu mendewakan seseorang sebagai keturunan Nabi, karena dianggap tak sehat dalam kehidupan bermasyarakat di NKRI.
"Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengkritik keras fenomena yang tidak sehat ini," terangnya.
Meski demikian, Buya tak menyebut kelompok masyarakat mana yang kerap mendewakan seseorang yang mengaku keturunan Nabi.
Belakangan sosok yang tengah disorot masyarakat adalah Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. Banyak masyarakat yang mengelu-elukan Imam Besar FPI ini yang akhirnya pulang setelah 3,5 tahun menetap di Arab Saudi.
Gaduh Habib Rizieq. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Sosok Habib Rizieq pun kerap dikaitkan dengan keturunan Nabi Muhammad. Meski demikian, tak sedikit yang mempertanyakan sosok Rizieq Syihab sebagai seorang Habib karena dianggap keras dalam berbicara, termasuk saat mengkritik pemerintah atau menyinggung pihak lain.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: