Buya Syafii soal Salam Semua Agama: Kita Tak Boleh Eksklusif

10 November 2019 23:47 WIB
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
MUI Jatim mengeluarkan surat imbauan agar umat Muslim tidak mengucap semua salam dari agama lain dengan alasan syubhat atau samar kehalalannya. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii pun angkat bicara terkait hal itu.
ADVERTISEMENT
“Saya rasa janggal. Jangan terlalu ketat begitu, kita kan sebuah bangsa plural, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Buya di sela-sela peresmian patung Panglima Besar Jenderal Soedirman di Jalan Ringroad Barat, Dusun Terusan, Banyuraden, Gamping, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (10/11).
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Buya mengatakan selama ini banyak juga masyarakat yang bukan Muslim memakai salam Muslim. Menurutnya, MUI jangan terlalu ketat, karena seluruh masyarakat harus ikut menjaga keutuhan dan kebersamaan bangsa.
“Kita harus menjaga keutuhan bangsa, kebersamaan kita. Kita tidak boleh eksklusif, tapi selalu inklusif,” tutur Buya.
Sebelumnya, MUI Jatim mengimbau umat Islam untuk menghindari mengucapkan salam pembuka semua agama dalam sambutan di acara resmi. Imbauan itu terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori.
ADVERTISEMENT
"Mengucapkan salam pembuka dari semua agama yang dilakukan oleh umat Islam adalah perbuatan baru yang merupakan bid'ah,yang tidak pernah ada di masa lalu. Minimal mengandung nilai syubhat (samar kehalalannya) yang patut dihindari," kata Buchori dalam keterangannya, Sabtu (9/11).
Buchori menuturkan, ucapan salam pembuka bagi umat Islam adalah doa, yang merupakan inti dari ibadah. Sehingga, bagi umat Islam, setiap ucapan salam pembuka bukan merupakan basa-basi, melainkan bagian dari ibadah.
"Untuk itu, umat Islam cukup mengucap kalimat Assalamualaikum. Dengan demikian bagi umat Islam akan terhindar dari perbuatan syubhat yang dapat merusak kemurnian agama yang dianutnya," imbuhnya.