Cairan Berbau Busuk Dilempar di Tengah Rapat Dewan Hong Kong

4 Juni 2020 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di dalam gedung Parlemen Hong Kong. Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam gedung Parlemen Hong Kong. Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
ADVERTISEMENT
Cairan berbau busuk dilemparkan di tengah pembahasan soal rancangan undang-undang lagu kebangsaan China di gedung parlemen Hong Kong. Akibat peristiwa tersebut, rapat dihentikan dan polisi serta petugas pemadam dipanggil ke lokasi.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, cairan tersebut dilemparkan oleh anggota dewan pro-demokrasi Hong Kong Eddie Chu dan Ray Chan. Keduanya berlari ke depan ruang rapat dan melemparkan benda berisi cairan berwarna coklat, seperti feses, dalam jumlah banyak.
Menurut Reuters, cairan tersebut mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Petugas keamanan gedung dewan langsung membekuk kedua pelakunya, mereka langsung diusir keluar. Petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk membersihkan lokasi.
Chu dan Chan mengatakan tindakan mereka untuk mengingatkan para pembantaian di Lapangan Tiananmen, Beijing, 31 tahun lalu.
"Negara pembunuh berbau busuk selamanya. Apa yang kami lakukan lakukan untuk mengingatkan kepada dunia untuk tidak memaafkan Partai Komunis China untuk pembunuhan rakyatnya sendiri 31 tahun lalu," kata Chu.
Gedung Parlemen Hong Kong. Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Tragedi pembantaian Tiananmen yang terjadi pada 4 Juni 1989 adalah noda dalam sejarah pemerintahan China. Ketika itu, pemerintah China mengerahkan tank untuk menghentikan aksi protes mahasiswa di lapangan Tiananmen, Beijing. Ratusan hingga ribuan orang meninggal dunia, tak ada angka yang pasti karena China menutupnya rapat-rapat.
ADVERTISEMENT
Di China, sejarah tragedi Tiananmen seakan hilang tak berbekas. Tak ada kisah itu dalam pelajaran sejarah, pencarian di internet disensor, dan rakyatnya juga takut menceritakannya. Tapi Hong Kong adalah satu-satunya wilayah di China yang boleh memperingatinya, berkat "satu negara dua sistem".
Tapi tahun ini, aparat Hong Kong melarang peringatan Tiananmen yang biasanya dihadiri puluhan ribu orang di Victoria Park. Aparat beralasan, pelarangan demi mencegah penularan virus corona. Namun masyarakat Hong Kong akan tetap menyelenggarakannya di beberapa titik dengan aksi bakar lilin.
Peringatan 31 tahun penumpasan protes pro-demokrasi di Lapangan Tiananme, Beijing. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Rencananya RUU lagu kebangsaan China akan melalui voting pada Kamis ini. Jika disahkan, maka mereka yang menghina lagu kebangsaan China bisa dipenjara hingga tiga tahun dan/atau denda sampai HKD 50 ribu (Rp 95 juta). Selain itu, RUU ini juga mengatur kewajiban sekolah SD dan SMP mengajarkan lagu kebangsaan China kepada para siswa.
ADVERTISEMENT
RUU ini diajukan setelah lagu kebangsaan China banyak dilecehkan di Hong Kong. Ketika lagu ini dinyanyikan di berbagai acara, termasuk pertandingan sepakbola, warga Hong Kong menyorakinya.
Warga Hong Kong menolak RUU ini yang menurut mereka satu lagi bentuk campur tangan China dalam kehidupan mereka.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona