Cak Imin: Cost Jadi Anggota DPR Dapil DKI Rp 40 M, Caleg Miskin Pasti Suram

11 Agustus 2023 23:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memberi keterangan pers usai daftarkan bacaleg di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memberi keterangan pers usai daftarkan bacaleg di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung persaingan politik di Indonesia yang semakin memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, sejak pemilu 2009 hingga 2019, banyak calon menghalalkan segala cara agar bisa terpilih. Baik di pemilihan legislatif maupun eksekutif.
"Entah salah di wilayah manajemen nasional, entah karena kita punya keterbatasan di berbagai hal. Kita lihat persaingan politik Pemilu dalam 2,3 pemilu terakhir telah menunjukkan kompetisi yang menghalalkan segala cara dan telah berjalan di lapangan dengan sangat terbuka," kata Cak Imin saat memberikan pidato kebangsaan di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/8) malam.
Simpatisan PKB mengiringi pendaftaran balaceg ke Gedung KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Wakil Ketua DPR ini mengatakan, saat ini, mereka yang memiliki uang, pasti akan memenangi pemilu. Sebagai contoh, ia mengungkap cost menjadi anggota DPR di Jakarta.
"Hari ini, saya melihat caleg yang miskin pasti masa depan suram," ucap Cak Imin.
ADVERTISEMENT
"Itu sampai hari ini, apalagi di (dapil) Jakarta, yang jadi 3,4 kali (DPR) itu kira-kira buat orang NU sangat tidak mungkin dari DPR Jakarta, costnya Rp 40 miliar," jelas Cak Imin.
Lebih jauh, Cak Imin mengatakan, dirinya ingin mereka yang duduk di parlemen adalah para aktivis atau mereka yang memiliki ideologi yang jelas.
Namun, selama politik uang masih marak, mereka tidak akan pernah bisa menjadi anggota dewan.