Cak Imin Ingin Kiai Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional

1 Februari 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syaikhona Kholil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Syaikhona Kholil. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyatakan akan menetapkan Kiai Syaikhona Kholil menjadi pahlawan nasional apabila terpilih di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
"Hadratusyech Syaikhona Kholil belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Tugas saya sama Mas Anies setelah dilantik langsung mengangkat Kiai Kholil sebagai pahlawan nasional," kata Cak Imin di Ponpes Syaikhona Kholil, Bangkalan, Madura, Rabu (31/1) malam.
Cak Imin mengaku sudah mengurusnya. Namun, lebih dulu Kiai Halim dari Jawa Barat menjadi pahlawan nasional.
"Kemarin sudah saya urus sampai ke Menko Polhukam sampai ke tanda jasa jabatan, ternyata kalah dulu dengan Kiai Halim Jawa Barat," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa akan merasa terhormat apabila dapat menetapkan Syaikhona Kholil menjadi pahlawan nasional.
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, hadiri acara Kampanye Dialogis bersama Santri Ponpes Syaikhona Kholil, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu (31/1) malam. Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
"Lebih dulu gapapa, yang penting moga-moga Mbah Bisri, Syaikhona Kholil, justru yang memberi tanda pahlawan itu Mas Anies Baswedan," imbuh Cak Imin.
"Jadi kita merasa terhormat kalau yang menetapkan itu namanya Anies Muhaimin," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Syaikhona Kholil merupakan salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam penyebaran Islam di Indonesia. Selain berguru pada ulama-ulama top lainnya di Indonesia, seperti Syech Nawawi Al-Bantani, dia juga berguru hingga ke Makkah dengan Sayyid Ahmad Bin Zaini Dahlan.
Keilmuannya membuat para ulama besar lainnya menjadikan Syaikhona Kholil rujukan untuk menuntut ilmu. Tak tanggung-tanggung, muridnya juga tidak kalah alim dengannya.
Sebut saja KH Hasan Genggong, KH Hasyim Asy'ari, KH Ahmad Dahlan, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri, KH Ma'sum, hingga KH Bisri Mustofa.