Cak Imin: Mundurnya Pak Mahfud dari Menko Jadi Teguran bagi Prabowo-Gibran

2 Februari 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar hadiri acara dialog "Titip Gus" bersama puluhan pensiunan ASN dan kader PKB Banten di Pokel Garden, Kota Serang, Banten, Jumat (2/2/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar hadiri acara dialog "Titip Gus" bersama puluhan pensiunan ASN dan kader PKB Banten di Pokel Garden, Kota Serang, Banten, Jumat (2/2/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan mundurnya cawapres nomor urut 03 Mahfud MD dari jabatan sebagai Menkopolhukam merupakan teguran bagi capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Sebab, sampai saat ini, Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, sementara Gibran merupakan Wali Kota Solo aktif meski keduanya maju sebagai capres dan cawapres di kontestasi Pilpres 2024.
"Mundurnya Pak Mahfud hendaknya jadi teguran para calon yang sedang menjabat. Apakah Pak Prabowo, apakah Gibran yang masih menjabat sebagai pejabat sentral yang menentukan porsi-porsi kementerian maupun pemerintahan di daerah," kata Cak Imin saat ditemui usai acara dialog "Titip Gus" bersama puluhan pensiunan ASN dan kader PKB Banten di Pokel Garden, Kota Serang, Banten, Jumat (2/2).
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar hadiri acara dialog "Titip Gus" bersama puluhan pensiunan ASN dan kader PKB Banten di Pokel Garden, Kota Serang, Banten, Jumat (2/2/2024). Foto: kumparan
Untuk itu, Cak Imin pun turut mengamini pernyataan sejumlah civitas UGM dan UII Yogyakarta yang menyebut terjadinya kemunduran demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Kalau sudah kampus bicara, ilmuwan dan para profesional bicara, itu artinya lampu merah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Cak Imin pun mengajak seluruh masyarakat untuk peduli dan tidak abai terhadap persoalan yang saat ini telah disuarakan oleh para civitas UGM dan UII bila insiden di tahun 1998 tak ingin terulang.
"Harus kita evaluasi bersama, tidak boleh kita gegabah mengabaikan, karena kalau enggak? Bisa terulang revolusi 98," kata Cak Imin.