Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Cak Imin Sentil Jokowi: Sebelum Perang Rusia-Ukraina, Pupuk Sudah Susah
3 Januari 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), tidak setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa pemicu kelangkaan pupuk di Indonesia karena perang Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Menurut Cak Imin, petani Indonesia sudah mengalami kesengsaraan karena kelangkaan pupuk jauh sebelum perang dua negara itu meletus.
“Para petani menderita, saya kira lebih dari 10 tahun ya menderita ini, ya? Pupuk sulit. Ini menjadi fakta yang jauh hari sudah terjadi,” kata Cak Imin saat berdialog dengan petani se-Kabupaten Bandung di Soreang, Jawa Barat, Rabu (3/1).
“Jadi jauh sebelum perang Rusia-Ukraina, kita sudah punya masalah pupuk sebetulnya,” ujar Cak Imin.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat memberikan penjelasan di acara Pembinaan Petani se-Provinsi Jawa Tengah di Banyumas, Selasa (2/1) kemarin mengapa pupuk menjadi barang langka.
Jokowi mengatakan, pemicunya adalah karena bahan produksi pupuk berasal dari Ukraina dan Rusia, dua negara yang sedang berperang.
ADVERTISEMENT
Para petani yang hadir pun sempat kecewa dengan penjelasan Jokowi, mereka langsung menyorakkan 'wooo' kepada Jokowi.
"Jangan di-wooo," ujar Jokowi. Petani pun tertawa riuh mendengar pernyataan Jokowi itu. "Ini, fakta!" sambung Jokowi.
Negara Melakukan Pembiaran
Menurut Cak Imin, negara sebenarnya punya solusi dan uang untuk mengatasi permasalahan itu.
Namun, menurutnya, negara malah memilih untuk melakukan pembiaran dan tidak menjadikan keluhan petani sebagai prioritas.
“Masalahnya adalah pembiaran. Pembiaran tidak ada solusi, padahal negara ini kuat, negara ini punya kemampuan negara ini punya uang, punya uang,” kata Cak Imin.
“Bagi kami AMIN, Anies dan saya, pangan dan petani harus menjadi prioritas dibanding yang lain,” pungkas Wakil Ketua DPR ini.