Cak Imin Sentil Money Politics di Pilkada: Gawat, Demokrasi Kita Alami Pelemahan

30 November 2024 21:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberi sambutan pada pembukaan Munas V Perempuan Bangsa di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (30/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberi sambutan pada pembukaan Munas V Perempuan Bangsa di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (30/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyentil isu politik uang atau money politics di Pilkada 2024. Kondisi ini mengancam demokrasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini ia sampaikan saat membuka Munas V Perempuan Bangsa di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (30/11). Ia mengaku prihatin dengan money politics di Pilkada.
“Kemarin kita semua prihatin, pemilihan kepala daerah yang diwarnai oleh money politics, kompetisi yang tidak sehat, dan berbagai macam evaluasi yang harus kita lakukan bersama-sama sebagai kekuatan bangsa,” ujarnya.
Lalu, Cak Imin bercerita bahwa sebelumnya ia bercengkrama dengan Cagub Riau yang diusung PKB, Abdul Wahid. Kepada Imin, Abdul Wahid bilang tanpa uang sulit menang.
“Tadi saya kumpul sama pemenang Gubernur Riau, kemarin kita bilang ini gawat, Pilkada tanpa uang susah menang. Ini gawat, demokrasi kita mengalami pelemahan yang sangat mengerikan karena rakyat memilih karena uang,” tuturnya.
Warga melihat mural bertema Pemilu 2019 di Stadion Kridosono, DI Yogyakarta. Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Meski begitu, Cak Imin menyebut, Abdul berhasil menang tanpa mengeluarkan uang.
ADVERTISEMENT
“Menang menjadi gubernur tanpa mengeluarkan uang berarti kita perlu evaluasi kritik kita terhadap pilkada masih ada modal, sahabat Abdul Wahid ini menang tanpa uang,” tuturnya.
Menko Pemberdayaan Masyarakat itu lalu mengeklaim bahwa dalam survei, besaran rata-rata yang dikeluarkan paslon untuk pemilih adalah Rp 300.000. Cak Imin menyebut tak ada satu pun paslon yang diusung PKB mau mengeluarkan uang segitu banyaknya.
“Hasil survei, pakai uang itu minimal Rp 300.000 baru bisa diterima, kalau cuma Rp 100.000 enggak akan diterima oleh rakyat. Karena tahu itu, Pak Wahid, daripada uang Rp 300.000 persoalan lebih baik tidak usah keluar karena memang gak ada,” ujarnya.
“Sehingga tidak ada satu calon pun yang mengeluarkan Rp 300.000 sehingga yang menang siapa yang punya gagasan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Imin kemudian menambahkan ceritanya. Katanya, ia pernah bertemu dengan Ketum partai lain untuk membahas modal Caleg.
Ketum partai yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada Cak Imin bahwa untuk satu Caleg diberikan subsidi Rp 20 miliar. Imin mengeklaim, dengan modal sebesar itu, PKB dapat mendapatkan 3 kursi DPR.
“Dia (Ketum partai) cerita, satu orang subsidinya untuk caleg 20 miliar, saya bilang kalau itu diserahin ke kader PKB, 1 orang Rp 20 miliar minimal jadi 3 kursi bagi orang PKB,” tuturnya.