Cak Imin Tanggapi soal Cari Kambing Hitam TKN: Itu Fakta Kok

6 Januari 2024 23:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (tengah) berswafoto dengan warga saat berziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024). Foto: Moch Asim/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (tengah) berswafoto dengan warga saat berziarah ke Makam Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024). Foto: Moch Asim/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menanggapi soal pernyataan Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, yang menganggap bahwa Timnas AMIN mencari kambing hitam dan playing victim atas tidak keluarnya izin kampanye atau dibatalkan tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Menurut Cak Imin, hal tersebut adalah fakta yang terjadi dan bukan dibuat-buat. Terlebih pada kasus tak bisa mendaratnya Anies Baswedan di Tuban.
"Enggak, itu fakta kok," ujar Cak Imin usai ziarah ke makam Sunan Ampel di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/1).
Menurut Cak Imin, hambatan-hambatan dalam safari politik Timnas AMIN memang betul terjadi.
"Iya faktanya begitu," ucap Cak Imin.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya, Timnas AMIN mengungkapkan masih ada izin kampanye yang tidak keluar atau dibatalkan tiba-tiba. Hal ini justru dicibir oleh TKN Prabowo-Gibran.
Nusron menilai bahwa itu menunjukkan Timnas AMIN tidak profesional.
"Sebenarnya itu ketidakprofesionalan timnya saja. Kenapa memilih tempat yang memang secara peraturan tidak diperbolehkan," kata Nusron, Jumat (5/1).
Nusron menuding, dibatalkannya agenda paslon nomor urut 01 murni karena ketidakprofesionalan timnya, lalu mencari kambing hitam untuk disalahkan.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebenarnya karena ketidakpahaman dan ketidakprofesionalan timnya sendiri, kemudian mencari kambing hitam. Seakan-akan playing victim, terus membangun opini seakan-akan tidak fair dan tidak adil. Tapi untungnya rakyat sudah cerdas," pungkas Nusron.