Cak Imin: Wong Pupuk Petani Aja Gak Diurus, Apalagi Pekerja Kreatif?

5 Februari 2024 22:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di acara Slepet Imin di Amikom Yogyakarta, DIY, Senin (5/2/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di acara Slepet Imin di Amikom Yogyakarta, DIY, Senin (5/2/2024). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kembali menyelepet kebijakan pemerintah memfasilitasi pekerja kreatif di Indonesia. Ini disampaikan saat acara Slepet Imin edisi Yogyakarta, di Amikom Yogyakarta, Senin (5/2) malam.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ia ditanya soal pandangan Cak Imin sebagai cawapres dan mantan Menteri Ketenagakerjaan melihat kondisi perlindungan pekerja kreatif dan pekerja informal lainnya saat ini.
“Ya, ini pertanyaan aneh-aneh aja. Wong pupuk petani aja nggak diurus apalagi pekerja kreatif,” kata Cak Imin menyindir kepedulian pemerintah.
Menurut Cak Imin, problem pemerintah saat ini adalah minimnya kepedulian pemerintah dalam pemberdayaan industri kreatif di Indonesia. Padahal, menurutnya seharusnya pemerintah hadir sebagai pemberi regulasi hingga fasilitator.
“Saya nyebutnya problem pelaku ekonomi kreatif ini tidak ada yang menjadi jembatan antara inovasi, kreasi, investasi yang tugas utamanya sebetulnya pemerintah itu harus membuat ekosistem ekonominya,” kata Cak Imin.
“Ekosistemnya yang kemudian memungkinkan terjadi pertemuan antara para kreator pekerja seni, inovator sama investor,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Cak Imin, jika ekosistem antara para kreator dan investor sudah terbentuk, maka para pekerja kreatif akan keluar dari masalah pengupahan.
Untuk itu, sebagai fasilitator Cak Imin berjanji akan membuat sebuah creative hub sebagai wadah untuk para pekerja industri kreatif, inovator, dan investor jika Anies Baswedan dan dirinya menang Pilpres 2024.
“Dan Jogja mestinya adalah produsen kreatif indonesia terbanyak yang harusnya menjadi kekuatan utama creative hub Indonesia di masa yang akan datang,” tuturnya.