Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Camat Ungkap Asal Makanan yang Sebabkan Keracunan Massal di Sleman
9 Februari 2025 18:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Shutter Stock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1638663109/yy2t3xmyydjvho87ovlq.jpg)
ADVERTISEMENT
Panewu atau Camat Tempel, Agung Dwi Maryoto, turut angkat bicara soal kasus keracunan massal usai menyantap hidangan hajatan pernikahan di Pedukuhan Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Keracunan ini menyebabkan 130 orang diare, demam hingga pusing. Enam di antaranya harus dirawat inap di rumah sakit.
Agung mengatakan informasi yang diterimanya hidangan yang disajikan adalah makanan pesanan. Namun ia belum merinci dari mana makanan itu dipesan.
"Karena ini memang ini pesan juga (makanannya), sudah komunikasi juga," kata Agung di lokasi.
Hajatan pernikahan itu dihadiri sekitar 500 orang. Semuanya warga sekitar.
"Estimasi yang menghadiri ada 500-an, kalau undangan sekitar 200-an. Mayoritas warga sini ada warga sekitar sudah terkondisi," jelasnya.
Agung mengatakan saat ini BPBD juga mendirikan posko kesehatan sehingga warga yang bergejala segera tertangani.
"Alhamdulillah sudah banyak warga yang pulang, ini kebahagiaan bagi kami. Segera terkondisi.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Tempel 1, dr Diana Kusmawati, mengatakan sejumlah makanan telah diamankan sampelnya untuk diperiksa di laboratorium.
ADVERTISEMENT
"Sampel yang diambil itu bakso, satai, siomay, es krim, dan krecek," kata Diana ditemui di lokasi, Minggu (9/2).
Sampel tersebut sudah diambil dinas kesehatan, tetapi Diana belum tahu apakah sudah sampai ke laboratorium atau belum.
"Sementara yang diambil itu, karena kecurigaannya ke arah sana. Kalau untuk minuman-minuman, itu karena sudah dari makanan dan kadaluwarsanya memang masih lama, jadi tidak diambil untuk sampel," terangnya.
Warga yang bergejala ini mengalami diare, demam hingga pusing.
"Yang paling banyak adalah diare. Jadi yang sudah agak berat karena diare sama demam. Diare sama demam yang paling banyak. Karena diare itu jadinya lemas," jelasnya.