Canberra Tak Lagi Akui Ibu Kota Yerusalem, Israel Panggil Dubes Australia

18 Oktober 2022 15:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid. Foto: Maya Allezuro/POOL/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel, Yair Lapid. Foto: Maya Allezuro/POOL/AFP
ADVERTISEMENT
Australia memutuskan tidak lagi mengakui Kota Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel pada Selasa (18/10). Keputusan Canberra langsung disambut dengan kekecewaan besar dari pihak negara Yahudi.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan menyuarakan kekecewaannya yang mendalam dan mengatakan akan memanggil Duta Besar Australia terkait hal ini.
“Yerusalem telah menjadi ibu kota orang-orang Yahudi selama 3.000 tahun dan akan terus menjadi ibu kota abadi dan bersatu Negara Israel, terlepas dari keputusan ini-atau-itu,” bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Kekecewaan terhadap keputusan Australia juga disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Yair Lapid, yang tengah melakukan persiapan menjelang pemilu pada 1 November mendatang. Ia menuding Australia telah disesatkan oleh laporan media tentang Yerusalem.
“Kami hanya bisa berharap bahwa pemerintah Australia mengelola masalah lain dengan lebih serius dan profesional,” ujar Lapid dalam cuitannya di Twitter.

Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina di Masa Depan

Sebelumnya, Scott Morrison saat menjabat sebagai PM Australia, pada 2018 telah membalikkan kebijakan Australia tentang Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Mengikuti jejak eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump, politikus Partai Konservatif itu memutuskan negaranya untuk mengakui Kota Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel dan berencana untuk memindahkan kedutaannya ke wilayah sengketa itu.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada konferensi pers di Gedung Parlemen di Canberra, Selasa (23/3). Foto: AAP Image/Mick Tsikas
Menurut Morrison, tindakan itu dinilai tepat karena solusi perdamaian untuk Palestina dan Israel tak berjalan lancar.
AS yang merupakan sekutu dekat Israel pun telah mengakui penamaan Yerusalem sebagai ibu kota setahun sebelumnya, tanpa menguraikan perbatasan kota tersebut secara rinci.
Di sisi lain, wilayah timur Yerusalem diharapkan dapat menjadi ibu kota Palestina di masa depan usai negosiasi damai dengan Israel terjadi dan solusi dua negara dapat terwujud. Di wilayah ini, terdapat situs suci utama Yahudi, Kristen, dan Muslim.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerikas Serikat Donald Trump menggelar konpers rencana perdamaian Timur Tengah di Gedung Putih, AS. Foto: REUTERS / Brendan McDermid
Morrison merencanakan pemindahan kedutaan besarnya dari Kota Tel Aviv hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum tambahan digelar di pinggiran pantai Kota Sydney. Wilayah ini sebagian besar dihuni oleh komunitas Yahudi.
ADVERTISEMENT
Namun hingga saat ini, pemindahan ibu kota tersebut tidak pernah terjadi.
Kebijakan Marrison kala itu memicu kegeraman Indonesia sebagai pendukung Palestina merdeka.

Australia Tegaskan Prinsip Solusi Dua Negara

Namun, kebijakan Marrison sekarang tak lagi berlaku. Menteri Luar Negeri Penny Wong dari Partai Buruh menegaskan bahwa status Kota Yerusalem Barat harus diputuskan melalui pembicaraan damai antara Israel dan Palestina — bukan melalui keputusan sepihak.
Kepada wartawan, ia mengatakan keputusan Morrison soal Yerusalem telah menempatkan Australia dalam posisi yang tidak sejalan dengan suara mayoritas komunitas internasional dan menimbulkan gesekan dengan negara dekatnya, Indonesia, selaku pendukung kemerdekaan Palestina.
Penny Wong, saat menjabat Menteri Perubahan Iklim dan Air Australia, Bali, Indonesia 11 Desember 2007. Foto: Sonny Tumbelaka/AFP
“Saya menyesal bahwa keputusan Morrison untuk bermain politik mengakibatkan pergeseran posisi Australia, dan kesusahan yang disebabkan oleh pergeseran ini telah menyebabkan banyak orang di komunitas Australia yang sangat peduli dengan masalah ini,” ungkap Wong, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah resolusi PBB yang menentang keputusan Trump terkait Yerusalem pada Desember 2017, hanya 9 negara yang menolak. Sebanyak 35 negara memilih untuk abstain, sementara Indonesia menjadi satu dari 128 negara anggota yang mendukung resolusi tersebut.
“Kami tidak akan mendukung pendekatan yang merusak solusi dua negara,” kata Wong.

Australia Dukung Palestina & Berteman dengan Israel

Wong mengatakan Kedutaan Besar Australia akan selalu dan tetap berada di Tel Aviv, bukan Yerusalem. Meski demikian, Wong bersikeras bahwa keputusan terbaru Canberra tidak menandakan permusuhan terhadap Israel.
“Australia akan selalu menjadi teman setia Israel. Kami adalah salah satu negara pertama yang secara resmi mengakui Israel,” sambung menteri keturunan Malaysia itu seraya tetap menyuarakan dukungannya terhadap warga Palestina.
Menlu Australia Penny Wong dan Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Minggu (5/6/2022). Foto: Twitter/@Menlu_RI
“Kami tidak akan goyah dalam dukungan kami terhadap Israel dan komunitas Yahudi di Australia. Kami juga tidak goyah dalam dukungan kami terhadap rakyat Palestina, termasuk dukungan kemanusiaan,” tegas Wong.
ADVERTISEMENT
Secara historis, Israel menduduki Yerusalem timur Arab dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya dari Yordania. Israel lalu mendeklarasikan seluruh kota sebagai ‘ibu kota abadi dan tak terpisahkan’.