Canda Anies: Jakarta Macet Tak Betul Juga, Kalau Jam 2 Pagi Sepi

30 Januari 2021 19:44 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan meluncurkan karya buku Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi secara virtual pada Sabtu (30/1). Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan meluncurkan karya buku Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi secara virtual pada Sabtu (30/1). Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bicara terkait kemacetan Ibu Kota. Ia menyebut Jakarta kerap diasosiasikan dengan kemacetan. Padahal, kata dia, hal itu tak sepenuhnya benar.
ADVERTISEMENT
"Jakarta adalah kota yang diasosiasikan dengan kemacetan. Sebetulnya kalau Jakarta kemacetan itu enggak betul juga sih, tergantung jamnya," kata Anies dalam acara launcing buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi, secara daring, Sabtu (30/1).
Sambil bercanda, Anies menyebut Jakarta toh juga sepi di dini hari. Oleh sebab itu, jika ada warga yang ingin bebas macet, sebaiknya ke Jakarta pada pukul 2 pagi.
"Kalau jam 2 pagi Jakarta itu sepi, jadi kalau mau bebas macet jam 2 pagi, enggak ada kendaraan di situ," sambungnya.
Anies bicara soal kemacetan dalam konteks menanggapi salah satu foto dalam buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi. Dalam buku itu, ada satu foto di kawasan Sudirman yang menunjukkan situasi lalu lintas di ibu kota lenggang saat pandemi.
ADVERTISEMENT
"Peristiwa ini mungkin tak akan terulang lagi di masa depan, karena kita sekarang tahu caranya bagaiman mengendalikan penularan tanpa mengurangi aktivitas di tempat publik," ucap Anies.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan meluncurkan karya buku Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi secara virtual pada Sabtu (30/1). Foto: Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
"Tapi dulu April, Mei, sunyi betul, ketika kita katakan semua harus ke rumah, betul-betul ke rumah. Nah ini beautiful apa namanya, gambaran indah, bukan semata-mata fotonya tapi ini menceritakan sunyinya Jakarta," sambungnya.
Buku tersebut merupakan karya dari kolaborasi 73 orang konten kreator Ibu Kota yang mendokumentasikan pandemi yang sedang ditanggulangi oleh seluruh lapisan elemen masyarakat selama 2020.
Dalam buku ini tersaji 200 karya foto yang merekam berbagai aspek kehidupan di Jakarta selama pandemi 2020. Mulai suasana kota, aktivitas masyarakat, suasana perawatan di rumah sakit, transportasi publik hingga pemakaman dengan protokol COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Saya melihat satu per satu halaman ini tidak dihabiskan. Ada proses kontemplasi, saya menikmati betul penjelasan pak Drigo (fotografer senior Drigo Tobing) tadi, karena setiap foto adalah kesempatan kita untuk berinteraksi," ucap Anies.
Foto aerial menunjukann jalanan yang sepi di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Saya termasuk yang mempercayai inspirasi itu tak muncul dari meditasi. Inspirasi muncul dari interaksi. Foto ini memunculkan ruang interaksi yang banyak tidak harus menjalani sendiri tapi menggunakan mata dan karya para konten kreator kita berinteraksi, dari situ muncul inspirasi," ucapnya.
Anies pun berharap makin banyak lagi konten kreator yang membuat dokumentasi macam itu.
"This is powerfull book. This is book of history, dan teman-teman mudah-mudahan lebih banyak lagi. DKI akan dukung pasti begini-begini. Karena inilah yang namanya menciptakan catatan sejarah dalam bentuk imaji dalam bentuk narasi," pungkas Anies kepada para konten kreator di Jakarta.
ADVERTISEMENT