Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Canda Menkes soal Nyamuk di IKN: Banyak Malaria tapi Elite, Bisa Berubah ke DBD
21 Mei 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin sempat berkelakar soal jenis nyamuk yang berada di IKN Nusantara. Budi mengatakan, saat ini kasus di IKN lebih banyak malaria karena berada di sisi timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan tak menutup kemungkinan kasus malaria menurun dan digantikan dengan kasus demam berdarah dengue (DBD). Sebab, wilayah IKN tengah dalam proses pembangunan besar.
"Dengue ini penyakit nyamuk kota, saya bilang. Kalau desa itu malaria, saya bilang. Tapi kalau desanya sudah berubah jadi kota, berubah juga populasi nyamuknya karena mungkin nyamuknya jadi lebih 'elite'," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX di Gedung DPR, Senayan, Selasa (21/5).
"Jadi kalau sekarang di IKN itu banyak malaria, aku rasa sebentar lagi kalau banyak pembangunan aku rasa berubah jadi dengue, demam berdarah nyamuknya," tambah lulusan fisika nuklir ITB ini.
Namun, Budi menuturkan sebenarnya kasus DBD di Indonesia tak lebih tinggi dibandingkan negara lain seperti Brasil.
ADVERTISEMENT
"Dan kita relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, kemarin baru pulang dari Brasil, ini sangat tinggi di Brasil," ucap Budi.
Dorong Penyebaran Wolbachia di Seluruh Daerah
Untuk mengatasi DBD, Budi mendorong agar wolbachia yang merupakan salah satu teknologi biologis untuk pengendalian nyamuk demam berdarah disebar di seluruh wilayah Indonesia. Dia mencontohkan pengendalian DBD di wilayah Yogyakarta yang berhasil.
"Kenapa kita pakai wolbachia, karena seperti ini Bapak Ibu, Yogya yang sudah fully wolbachia enggak naik kasusnya (DBD), karena itu tadi, nyamuknya tidak ada," katanya.
Dia menuturkan pemerintah sudah mendata wilayah yang harus menyebar wolbachia. Budi berharap pemda mengerjakan hal tersebut.
"Itu sebabnya kita mau mencoba, datanya ini nyata gitu. Jadi kalau ada yang bilang 'wah ini Menkesnya by weapon' aduh, ini datanya udah di-research, dan datanya nyata dan beberapa negaranya pun sudah memakai," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan dengan adanya data ini membantu meyakinkan teman-teman Pemda karena kita mesti, ini kan gerakan masyarakat. Kita yakinkan teman-teman di sana mulai ini terbukti sudah melindungi kita dari kematian," tutup Budi.
Live Update