Capim Fitroh Usul Sistem 'Idola' dan 'Gatot Kaca' untuk Benahi KPK, Apa Itu?

18 November 2024 21:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon pimpinan KPK Fitroh Rohcahyanto menjawab pertanyaan saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Calon pimpinan KPK Fitroh Rohcahyanto menjawab pertanyaan saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Calon Pimpinan (Capim) KPK Fitroh Rohcahyanto menawarkan konsep kerja untuk KPK dalam memberantas korupsi. Konsep tersebut bernama IDOLA dan GATOT KACA.
ADVERTISEMENT
Hal itu dipaparkan Fitroh dalam uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test Capim KPK di Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Mulanya, ia memaparkan konsep IDOLA yang digambarkan dalam bentuk piramida. IDOLA itu merupakan akronim yang mengandung lima sifat dan prinsip membenahi KPK.
"Nah, IDOLA itu saya gambarkan dalam sebuah piramid dari mulai dasar dan puncak. Dimulai dari sebuah huruf I. Fundamennya sebuah sistem kalau ingin bebas dari korupsi, maka harus didasarkan pada integritas. Termasuk semua lembaga, bahkan termasuk lembaga KPK," kata Fitroh.
Prinsip kedua, yakni Dedikasi. Ia menyebut, konsep dedikasi yakni tindakan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran serta waktu.
Prinsip ketiga, yakni Objektif. Menurut dia, penerapan prinsip itu dinilai sangat sulit, apalagi dalam konteks penanganan perkara.
ADVERTISEMENT
"Karena objektif itu mampu berpikir secara jernih tanpa adanya kepentingan apa pun," bebernya.
Prinsip berikutnya, yakni Loyalitas. Prinsip tersebut juga dinilai sangat penting. Menurutnya, tanpa loyalitas maka capaian tertinggi kata adil akan sulit dicapai.
"Oleh karenanya kemudian puncaknya adalah, sesungguhnya adalah menciptakan sebuah kata adil. Adil untuk siapa? Tentu adil untuk semua lapisan masyarakat sebagai tujuan bernegara," kata dia.
Untuk menciptakan sebuah sistem IDOLA itu, Fitroh juga menawarkan pola kerja Gatot Kaca yang merepresentasikan KPK. Pola kerja Gatot Kaca yang ditawarkannya itu juga mesti bersinergi dengan lima unsur, yang disebutnya sebagai Pandawa Lima.
"Sesungguhnya ketika saya mau memaparkan ini, saya punya angan-angan ini konsep kerja KPK harusnya Gatot Kaca, tapi ada tambahannya. Gatot Kaca Mesra," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Mesra dengan siapa? Dengan Pandawa Lima. Siapa itu Pandawa Lima? Arjuna, Yudhistira, Bima, Nakula, Sadewa," lanjutnya.
Ia pun menjelaskan unsur-unsur yang dimaksudnya dalam Pandawa Lima tersebut. Kepolisian diibaratkan Arjuna. Menurut Fitroh, karakternya adalah sebagai pelindung.
Kemudian, Kejaksaan selaku Yudhistira yang memiliki karakter bijaksana. Lalu, karakter Bima, yang merupakan karakter Dewa Angin. Karakter itu, sambung dia, merupakan karakter yang bisa masuk ke semua lini. Dalam hal ini, unsur itu merupakan PPATK.
Kemudian, Nakula-Sadewa, yang merupakan saudara kembar yang memiliki karakter teliti. Dalam hal ini, Fitroh menyebut unsur tersebut adalah BPK dan BPKP.
"Mesra dalam arti bersinergi. Tapi Gatot Kaca sendiri itu punya arti, apa itu? Kalau bicara pelayanan publik, maka yang sangat diperlukan dan utama adalah gercep atau gerak cepat. Ini sangat penting ini. Kemudian, harus juga 'tot', totalitas," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga memaparkan akronim KACA dalam konsep Gatot Kaca tersebut. KACA berarti Komprehensif, Adaptif, Cerdas, dan Amanah.
"Tetapi juga harus komprehensif, dan yang terpenting adaptif, mampu mengikuti perkembangan zaman, perkembangan sekarang sangat cepat. Dan juga diperlukan cerdas, sempurna akal pikirnya. Dan yang terpenting menurut saya adalah amanah. Nah ini puncaknya adalah di amanah, dapat dipercaya," tutur Fitroh.
Dalam konsep yang ditawarkannya tersebut, Fitroh menekankan sudah mencakup semua sifat yang mengandung prinsip kebenaran.
"Tentu semua ini sudah masuk semua sifat-sifat prinsip-prinsip kebenaran di sana. Ada sifat kejujuran di sana, bertanggung jawab, punya keberanian. Ini konsep yang saya tawarkan secara singkat," imbuh dia.
"Kemudian saya melihat kenapa sinergi tadi saya menyebut tentang mesra? Mesra itu sesungguhnya saya memaknai dalam mencegah dan menindak korupsi harus S, harus Sinergi, tetapi mengutamakan R, recovery asset. Dan yang terpenting adalah akuntabel. Nah itu saya gambarkan itu, konsep kerja KPK mestinya seperti itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT