Cara Asap Rokok Merusak Kesehatan Jemaah Haji di Tanah Suci

8 September 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah haji memadati Padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Foto: AFP/FETHI BELAID
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah haji memadati Padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Foto: AFP/FETHI BELAID
ADVERTISEMENT
Kebiasaan buruk merokok tidak hanya mengganggu kesehatan di tanah air, tapi juga di tanah suci. Bahkan banyak jemaah haji Indonesia di Arab Saudi terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena gangguan pernapasan yang diperburuk oleh asap rokok.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Meity Ardiana, penanggung jawab medis KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia), mereka banyak menangani jemaah dengan penyakit pernapasan yaitu Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) atau yang dikenal juga dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Penyakit ini terjadi akibat komplikasi dua penyakit yang ditimbulkan oleh rokok: bronkitis kronis dan emfisema.
"(PPOK) Salah satu penyakit terbanyak kami rawat di KKHI," kata Meity.
Jemaah haji Indonesia menjalani perawatan gigi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Sudah dimaklumi bahwa asap rokok menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan, kanker paru, impotensi, hingga gangguan pada janin. Di tanah suci, asap rokok bahkan bisa lebih merusak lagi.
Pasalnya, kondisi tanah suci dengan cuaca panas ekstrem lebih dari 40 derajat Celcius, kering, dan berdebu semakin memperparah dampak dari paparan asap rokok. Hal ini disampaikan dr. Kiki widyastuti, spesialis paru dan penanggung jawab rawat inap KKHI Makkah.
ADVERTISEMENT
"Asap rokok secara langsung mengganggu saluran napas, yaitu berupa gangguan fungsi silia yang bertugas sebagai mekanisme pertahanan tubuh menjaga partikel gas, debu, atau kotoran. Cuaca panas dan berdebu tentu sangat mempengaruhi jemaah yang merokok dan menderita PPOK," kata Kiki kepada kumparan, Sabtu (7/9).
Ruang IGD KKHI Mekkah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Kiki menjelaskan PPOK adalah gangguan respirasi dan keterbatasan aliran udara persisten, yang disebabkan oleh abnormalitas saluran napas dan atau alveoli akibat paparan signifikan partikel atau gas berbahaya, dalam hal ini asap rokok.
Gejala PPOK adalah "batuk, berdahak, gejala penurunan fungsi paru ditandai dengan sesak napas, mengi (suara ngik-ngik ketika bernapas), lemas, aktivitas terbatas," kata Kiki.
Eksaserbasi atau perburukan gejala PPOK pada jemaah yang terpapar asap rokok, lanjut dia, tidak hanya dipicu oleh iklim di Saudi, tapi juga aktivitas ibadah jemaah yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam prosesi haji, jemaah harus berjalan berkilo-kilo meter ketika menjalani ibadah tawaf dan sai di Masjidil Haram. Mereka juga harus berjalan jauh menuju lokasi lempar jumrah di Mina, dan semua ini dilakukan di tengah cuaca panas.
"Faktor kelelahan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terserang infeksi kuman terutama pada saluran pernapasan dan paru," kata Kiki.
Saat ini ada 53 jemaah haji yang masih menjalani perawatan di rumah sakit Arab Saudi (RSAS). Mereka ditinggalkan oleh kloternya yang seluruhnya telah terbang ke tanah air atau berangkat ke Madinah. Di antara penyakit yang banyak diidap pasien di RSAS ini adalah PPOK. Kebanyakan pasien RSAS harus menerima alat bantu napas atau ventilator.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar jemaah kita adalah perokok aktif atau bekas perokok yang juga menderita penyakit kronik akibat rokok karena paparan asap jangka panjang. Bayangkan kalo mulai merokok usia 20 tahun berangkat haji usia 60, berarti sudah 40 tahun merokok. Rata-rata merokok 1 -2 bungkus per hari," tutur Kiki.