Cara Guizhou Melejit dari Daerah Miskin di China, Jadi Pusat Industri Big Data

28 Oktober 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jurnalis Asia Pasifik dalam forum Opportunities in China, Asia-Pacific Media in Guizhou. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jurnalis Asia Pasifik dalam forum Opportunities in China, Asia-Pacific Media in Guizhou. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping, China sedang gencar melakukan apa yang disebut modernisasi. Modernisasi China gencar dilakukan khususnya di daerah yang menjadi perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
Provinsi yang jadi perhatian pemerintah China adalah provinsi Guizhou yang terletak di barat daya. Karena geografinya yang pegunungan, dulu Guizhou adalah provinsi miskin dengan akses yang tidak memadai.
Kepala Departemen Publisitas Komite Partai Komunis China di Guizhou, Lu Yongzheng, mengatakan Guizhou adalah provinsi yang sangat nyaman untuk ditinggali.
Hal ini dikarenakan kayanya kebudayaan di Guizhou yang merupakan tempat tinggal suku minoritas China, Miao dan Dong.
Desa Xijiang, desa tempat tinggal suku minoritas Miao. Foto: Nadia Riso/kumparan
Desa Xijiang, desa tempat tinggal suku minoritas Miao. Foto: Nadia Riso/kumparan
Desa Xijiang, desa tempat tinggal suku minoritas Miao. Foto: Nadia Riso/kumparan
Desa Xijiang, desa tempat tinggal suku minoritas Miao. Foto: Nadia Riso/kumparan
“Guizhou adalah tempat yang damai dan dalam sejarahnya tidak ada perang maupun konflik,” kata Lu kepada kumparan dan jurnalis Asia Pasifik dalam forum Opportunities in China, Asia-Pacific Media in Guizhou di Kota Guiyang, Selasa (22/10) lalu.
Lu mengatakan sejak China mendeklarasikan kemerdekaannya, banyak perubahan terjadi di Guizhou. Perubahan yang pertama adalah dari segi infrastruktur transportasi.
ADVERTISEMENT
Pembangunan infrastruktur transportasi membuat masyarakat lebih mudah berpergian yang berdampak pada berkembangnya ekonomi di Guizhou.
“Selain itu, kami merelokasi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak terjangkau ke daerah dengan jangkauan yang lebih baik. Mereka yang kami relokasi adalah masyarakat yang dulunya miskin,” ujarnya.
Perkembangan Guizhou, lanjut Lu, juga terlihat dari GDP yang mencapai 2 miliar RMB setara Rp 4,4 triliun. Dengan perkembangan yang baik ini, Guizhou tengah melakukan berbagai hal untuk mendukung pembangunan ke depan.
“Kami sedang mengelola industri big data. Kami merupakan daerah tertinggal dulunya, tapi kami mengambil kesempatan untuk industri big data dan ekonomi digital. Sehingga untuk industri itu, kami berada di garis depan,” tuturnya.
Lu mengatakan, provinsi Guizhou selama 7 tahun berturut-turut berada di peringkat 3 besar untuk industri big data dan ekonomi digital.
ADVERTISEMENT
“Untuk pembangunan big data, fokus kami adalah integrasi Artificial Intelligent (AI). Ini adalah teknologi baru untuk mempromosikan computing power industry hingga intelligence computing. Kami mengelola banyak sekali data di wilayah barat daya China dan akan jadi pusat computing power training yang penting. Hal ini tidak bisa anda lihat di Beijing dan Shanghai,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Pemimpin Redaksi People’s Daily Online, Yang Yi, mengatakan Guizhou adalah ‘tambang emas’ yang kaya akan cerita tentang modernisasi China.
“Guizhou jadi contoh dari perkembangan pesat yang dicapai China dengan kemajuan luar biasa di bidang teknologi dan pariwisata yang mencerminkan praktik modernisasi berkualitas tinggi,” kata Yang.
Transformasi digital dengan pengembangan cloud technology dan big data, kata Yang, pusatnya berada di Guizhou dan jadi salah satu pilar penting ekonomi China yang berkembang pesat. Yang juga memamerkan perkembangan infrastruktur transportasi yang membantu perkembangan pariwisata di sana.
ADVERTISEMENT
“Guizhou jadi cerminan upaya harmoni antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya. Pengembangan digital tidak hanya mendorong ekonomi, tapi juga membawa budaya lokal lebih dekat kepada dunia,” pungkas Yang.