Cara Israel Alihkan Perhatian Dunia dari Genosida Gaza: Serang Lebanon

5 Oktober 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Guru Besar FIB UI, Yon Machmudi, menduga Israel mencoba menggeser perhatian dunia atas genosida di Gaza. Saat ini Israel sedang menyerang Lebanon.
ADVERTISEMENT
Lewat podcast Diptalk di YouTube kumparan, pakar Timur Tengah itu menyebut serangan di Lebanon adalah bukti konflik baru yang sengaja diciptakan Israel.
Sejak memperkuat serangan ke Lebanon dua pekan lalu, ribuan warga setempat kehilangan nyawa. Padahal Israel awalnya mengaku serangan menyasar target milik parpol Syiah, Hizbullah, di Lebanon.
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah permukiman di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Kamis (3/10/2024). Foto: Fadel ITANI / AFP
"Mereka mulai menyasar dengan berbagai macam operasi melakukan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh yang berada di luar Gaza. Baik itu yang ada di Syria (Suriah), kemudian di Iran yang sebelumnya itu Ismail Haniyeh (pemimpin Hamas). Kemudian bom pager dan terakhir bagaimana terbunuhnya Hasan Nasrullah di tempat merupakan basis dari Hizbullah," kata Yon.
"Ini bagaimana kemudian Israel menggeser perhatian dunia yang awalnya fokus kepada genosida yang ada di Gaza dicoba untuk dialihkan ke wilayah konflik baru," sambung Yon.
Pakar Timur Tengah UI, Yon Machmudi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yon mengungkap taktik baru itu disebabkan dukungan terhadap Palestina makin menguat. Pada September lalu mayoritas negara anggota PBB sepakat mendukung adopsi resolusi yang menuntut Israel angkat kaki dari tanah pendudukan di Palestina.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, mayoritas negara dunia termasuk Indonesia kerap mengecam aksi brutal Israel yang menyerang Gaza tanpa pandang bulu. Sejak menyerbu Gaza Oktober 2023 lalu sebanyak 40 ribu orang tewas yang sebagian besar di antaranya warga sipil.
"Karena selama ini dukungan publik terhadap Palestina sebenarnya akan mengalami penguatan dan posisi Israel pada posisi yang tidak menguntungkan," tegas Yon.