Cara Jawa Tengah Turunkan Angka Kemiskinan dengan Zakat ASN

16 Januari 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu melalui program zakat ASN.  Foto: Dok. Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu melalui program zakat ASN. Foto: Dok. Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin terbesar selama periode Mei-September 2019. Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, upaya pengentasan kemiskinan bisa lebih optimal karena ia tidak hanya mengandalkan APBD saja, namun juga anggaran lainnya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan zakat yang dibayarkan ASN di lingkungan Pemprov Jateng. Zakat yang dihimpun oleh Baznas itu dianggap menjadi salah satu jurus jitu menanggulangi kemiskinan dengan cepat, selain melalui bantuan CSR, filantropi, dan lainnya.
"Mengentaskan kemiskinan adalah tugas kita bersama. Dorongan Gubernur kepada ASN untuk mengeluarkan zakat juga menjadi salah satu penyumbang tingginya potensi zakat di Jateng," kata Ketua Baznas Jateng Ahmad Daroji dalam keterangannya, Kamis (16/1).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu melalui program zakat ASN. Foto: Dok. Pemprov Jateng
Daroji menuturkan, dalam satu bulan, zakat yang dikumpulkan dari ASN di lingkungan Pemprov Jateng bisa mencapai Rp 4,7 miliar. Uang tersebut, lalu digunakan untuk membiayai beberapa program pengentasan kemiskinan, mulai dari rehabilitasi rumah tak layak huni hingga beasiswa bagi siswa kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut Daroji, Baznas Jateng sedang mengembangkan sektor-sektor produktif, seperti permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance. Sehingga, kata dia, diharapkan masyarakat menengah ke bawah bisa memulai usahanya sendiri.
"Zakat itu kan utamanya untuk mengentaskan kemiskinan, tapi kalau diberikan dalam bentuk uang dan beras saja tidak mengentaskan, hanya sementara," tutur Daroji.
"Sedangkan kalau memberikan pelatihan dan modal, itu baru insyaallah mereka mentas. Tapi juga harus dibimbing dengan diberikan modal dan pelatihan," imbuhnya.
Berdasarkan catatan BPS selama periode Maret-September 2019, provinsi Jateng berhasil mengurangi jumlah penduduk miskinnya hingga 63.830 jiwa. Di peringkat berikutnya, ada Jatim sebesar 56.250 jiwa dan NTB sebanyak 30.280 jiwa.