Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Cara Kanada Memajukan Peran Perempuan di Kapal Perang HMCS Winnipeg
2 September 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kanada dan Indonesia memperingati 70 tahun hubungan bilateral kedua negara pada 2022. Tahun ini, Ottawa turut merayakan ulang tahun ke-45 kemitraan dengan ASEAN.
Pihaknya lantas mendorong salah satu komitmen utama mereka dengan ASEAN. Kanada sedang memajukan peran perempuan dalam sektor perdamaian dan keamanan. Ambisi pemberdayaan perempuan tersebut termanifestasi dalam penempatan kapalnya di Indo-Pasifik.
"Ada banyak hal yang bisa Indonesia dan Kanada lakukan bersama. Kita terlibat di semua lini dalam hubungan. Perkembangan ini adalah salah satu dari banyak hal yang kita lakukan bersama," terang Duta Besar tertunjuk Kanada untuk Indonesia, Nadia Burger, saat konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat (2/8).
Kapal fregat itu memulai tugasnya sejak 23 Juni 1995. HMCS Winnipeg merupakan satu dari 12 kapal fregat kelas Halifax dalam Angkatan Laut Diraja Kanada (RCN).
ADVERTISEMENT
Kapal sepanjang 134,2 meter tersebut sebenarnya memiliki 262 personel. Kapten dari para kru itu juga merupakan perempuan, yakni Komandan Annick Fortin.
Pemerintah Kanada mungkin menegaskan komitmen terhadap keberagaman melalui keterlibatan perempuan. Kendati demikian, Fortin tidak memusingkan identitas gendernya.
Bagaimanapun juga, perempuan menunjukkan kecakapan sebagaimana gender lainnya. Hal ini tercermin pula dalam bidang-bidang yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.
"Saya percaya bahwa pelaut pria dan wanita memiliki tantangan dan gratifikasi, dan saya pikir, berdasarkan semua yang saya lihat sejauh ini, kami mengalami banyak tantangan dan gratifikasi yang sama. Dan sebagai tim, kami membina kelemahan dan kekuatan kami untuk bisa bekerja sama," jelas Fortin.
Fortin berasal dari Kota Trois-Rivières di Québec. Dia adalah lulusan Royal Military College of Canada di Kingston pada 1997. Fortin melanjutkan pendidikan magisternya di Canadian Forces College di Toronto pada 2016.
ADVERTISEMENT
Wanita tersebut lalu bergabung dengan Angkatan Bersenjata Kanada pada 1991. Setelah menjalani pelatihan sebagai penjaga laut, Fortin menjadi anggota armada HMCS Huron pada 1998.
Fortin sempat berperan dalam operasi pencegatan kapal penyelundupan migran ilegal dari China, yakni Golden Bridge. Dia kemudian menempati berbagai pos seperti HMCS Vanzouver, HMCS Ottawa, HMCS Algonquin, dan HMCS Regina.
Pada 2017, Fortin diangkat menjadi Pejabat Eksekutif HMCS Ville de Québec. Dia lalu mengambil alih Komando HMCS Winnipeg pada 11 Maret 2022.
Pengerahan Kanada ke Indo-Pasifik
HMCS Winnipeg akan singgah di Jakarta hingga 3 September. Kunjungannya merupakan bagian dari penempatan di Indo-Pasifik selama lima bulan dalam Operasi PROJECTION.
Indonesia merupakan negara pertama yang menerima kunjungan tersebut. HMCS Winnipeg akan melanjutkan perjalanan ke Singapura, Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan pelayaran, HMCS Winnipeg akan kembali ke Kanada pada Desember. Operasi itu bertujuan memperkuat kerja sama dengan sekutu dan mitra di Indo Pasifik. Kanada tengah berupaya memperkuat kehadiran militernya di kawasan tersebut.
Dalam agenda tersebut, HMCS Winnipeg akan berpartisipasi dalam pengerahan dengan TNI Angkatan Laut. Fortin juga menemui Panglima Komando Armada RI, Laksamana Muda Abdul Rasyid Kacong, dan Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda Arsyad Abdullah.
"Kerja sama ini merupakan bagian penting dari keterlibatan lokal kami dan berkontribusi pada pembangunan hubungan di negara-negara yang jauh dari rumah kami," ujar Fortin.
"Kami merasa terhormat mendapat kesempatan untuk kembali ke Jakarta dan melakukan berbagai dialog dan kegiatan dengan mitra kami," sambungnya.
HMCS Winnipeg sempat berpartisipasi pula dalam Rim of the Pacific (RIMPAC) 2022. Latihan militer pimpinan tersebut digelar di dalam dan sekitar Kepulauan Hawaii dan California Selatan.
ADVERTISEMENT
Hingga 26 negara terlibat dalam aktivitas militer itu dari 29 Juni sampai 4 Agustus, termasuk Indonesia dan Kanada.
Pada 14 Juni, dua fregat Angkatan Laut Kanada (RCN) lantas meninggalkan pangkalannya di British Columbia. Selain HMCS Winnipeg, kapal lainnya yang dikerahkan adalah HMCS Vancouver.
"Salah satu hal yang saat ini sedang kami negosiasikan dan diskusikan dengan Indonesia adalah menjalin hubungan kebijakan pertahanan reguler, sehingga kami benar-benar dapat mengidentifikasi bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama untuk kolaborasi di masa depan," papar Atase Pertahanan Kanada untuk Indonesia, Kolonel Stewart Taylor.