Cara Kerja Wolbachia: Bikin Aedes Aegypti Jadi Nyamuk Kebun Biasa, Tak Bikin DBD

27 November 2023 10:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nyamuk DBD pada kulit manusia. Foto: AUUSanAKUL/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nyamuk DBD pada kulit manusia. Foto: AUUSanAKUL/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bakteri Wolbachia kini jadi salah satu jurus andalan Kemenkes untuk menekan kasus demam berdarah di Indonesia. Isu Wolbachia sempat ramai karena disebut karya Bill Gates yang bisa merekayasa genetika.
ADVERTISEMENT
Terkait ini, Staf Teknis Komunikasi Kemenkes, dr Ngabila Salama, menjelaskan bagaimana cara kerja Wolbachia.
"Nyamuk Aedes aegypti dimasukkan bakteri Wolbachia yang selama ini juga secara alami ada di 60 persen serangga. Nanti bakteri Wolbachia ini yang akan membuat nyamuk Aedes tersebut tidak dapat lagi membawa virus demam berdarah," jelas Ngabila, Senin (27/11).
Ia menjelaskan, Wolbachia akan membuat nyamuk Aedes aegypti kehilangan 'kekuatannya'. Sehingga diharapkan kasus DBD akan semakin menurun.
"Nyamuk Aedes yang menggigit manusia tidak akan membuat sakit DBD. Hanya menjadikan bentol saja kayak nyamuk kebun biasa. Tidak ada efek apa pun atau efek berbahaya dari manusia yang digigit nyamuk Aedes berwolbachia," ungkapnya.
Dokter Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
Ngabila menegaskan, dengan proses ini, tidak akan mengganggu ekosistem nyamuk. Mereka tetap bisa saling kawin.
ADVERTISEMENT
"Populasi nyamuk tidak berkurang, tetap bisa saling kawin dan berkembang biak tapi yang dihasilkan terus nyamuk Aedes yang sudah berwolbachia," katanya.
"Sehingga ke depan kasus DBD sangat dapat ditekan bahkan bisa jadi 0 kasus dan target 0 kematian tahun 2030 dapat tercapai sesuai target global (WHO)," tutup Ngabila.
Penjelasan Ngabila menyusul mencuatnya penolakan nyamuk Wolbachia di sejumlah daerah menyusul adanya isu nyamuk Wolbachia merupakan 'ancaman kesehatan global'. Dikatakan pula vaksin untuk virus yang ditularkan oleh nyamuk tersebut adalah proyek Bill Gates.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat memberikan bibit atau telur nyamuk berbakteri Wolbachia kepada masyarakat. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan

Sekilas Wolbachia

Wolbachia awalnya merupakan suatu proyek yang dikembangkan oleh World Mosquito Program (WMP), yaitu perusahaan milik Monash University.
Karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates.
ADVERTISEMENT
Efektivitas teknologi Wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Teknologi yang digunakan bukan kategori dari rekayasa genetika.
Belakangan ini, mencuat penolakan nyamuk Wolbachia di sejumlah daerah menyusul adanya isu nyamuk Wolbachia merupakan 'ancaman kesehatan global'. Dikatakan pula vaksin untuk virus yang ditularkan oleh nyamuk tersebut adalah proyek Bill Gates.