Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cara Prabowo Hadapi Ancaman Terorisme, Radikalisme, dan Ekstremisme
24 November 2023 17:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto merespons pertanyaan terkait isu terorisme, radikalisme dan ekstremisme dan cara mengatasinya. Pertanyaan itu terlontar di acara dialog publik PP Muhammadiyah di UMS Surabaya, Jumat (24/11).
ADVERTISEMENT
Pertanyaan itu dilontarkan oleh salah satu panelis dari bidang keagamaan dan hubungan luar negeri, Prof Syafiq A Mughni.
"Ada isu yang muncul tenggelam di masyarakat ialah adanya terorisme, radikalisme, ekstremisme. Apa ini gejala dari Islamophobia? Saya ingin tanya, bagaimana pandangan Pak Prabowo tentang gejala-gejala itu dan bagaimana cara mengatasi?," tanya Syafiq.
Mendapat pertanyaan itu, Prabowo meyakini bila masyarakat putus asa, terorisme, radikalisme dan ekstremisme akan tumbuh subur.
"Sebagian kalau sudah hilang harapan terhadap masa depan biasanya penghasut-penghasut lebih mudah. Orang yang tidak punya harapan dan merasakan diperlakukan tidak adil itu adalah lahan subur untuk terorisme, radikalisme dan ekstremisme, itu menurut saya," jawab Prabowo.
Terkait dengan cara mengatasi hal itu, menurut Prabowo, pemerintah harus melakukan percepatan transformasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk mencegah terorisme dan sebagainya dengan memberikan kemakmuran kepada masyarakat.
"Rakyat kita harus tidak boleh menghadapi keadaan kurang makan, tidak bisa mempunyai pekerjaan, dan tidak mempunyai harapan masa depan. Kita harus hilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia dan insyaallah kita hilangkan terorisme, radikalisme, ekstremisme. Kalau kita bisa membawa hasil-hasil yang nyata kepada rakyat kita, itu keyakinan saya," terangnya.
Ia menambahkan, apabila kemakmuran dan keadilan terpenuhi, maka masyarakat akan terhindar dari tindakan atau pemahaman terorisme, radikalisme dan ekstremisme.
"Kalau kita sudah makmur, kalau sudah adil, kalau sudah tidak ada kelaparan dan tidak ada keputusasaan terhadap masa depan, pekerjaan bisa didapat dengan layak, tentunya kalau orang-orang yang katakanlah diluar nalar sehat masih mau menimbulkan kekerasan, itu namanya kriminal yang harus dihadapi dengan hukum dengan tegas," jelas dia.
ADVERTISEMENT