Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cari Penumpang Zahro Express, Bagiyono Bawa Catatan Rekam Medis
2 Januari 2017 13:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Seorang pria paruh baya tergooh-gopoh mendatangi RS Polri Kramat Jati sambil membawa catatan rekam medis. Bagiyono (52) sengaja datang untuk mencari tahu rekan kerjanya bernama Muhammad Nurdin, penumpang KM Zahro Express yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Begitu tiba, Bagiyono langsung menyerahkan catatan rekam medis ini ke bagian forensik RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (2/1).

"Dia (Nurdin) tidak ada masalah dengan giginya. Sehingga di rekam medis tidak ada informasi memadai mengenai giginya. Tapi saya harap ada informasi lain yang bisa dipakai oleh tim forensik," kata Bagiyono kepada wartawan.
Bagiyono bercerita, sebelum berangkat Nurdin sempat mengajak dia dan rekan kerjanya yang sama-sama bekerja di pusdik BATAN, untuk ikut berlibur ke Pulau Tidung. Namun karena mereka berhalangan, Nurdin berangkat bersama keluarganya.
"Sempat ajak teman-teman di kantor. Tapi masing-masing sudah ada rencana. Jadi dia berangkat hanya dengan keluarga," ujarnya sambil menunjukkan foto Nurdin yang sempat berpose di pelabuhan Muara Angke sebelum menaiki KM Zahro Express.
ADVERTISEMENT
Tak lama, kakak kandung istri Nurdin yang bernama Yulianti, tiba di RS Polri. Bersama suaminya, Maryadi (50), dia datang membawa berkas administrasi Nurdin. Ia tampak menyerahkan fotokopi KTP dan ijazah dari Nurdin ke pihak rumah sakit.
"Istri Nurdin yang bernama Sari masih dalam perawatan di RSPAD Gatot Subroto. Sedangkan suami dan dan dua anaknya, Syifa (16) dan Nazwa (12), masih belum ada kabar," Yulianti kepada kumparan.
Pihak RS Polri mengimbau kepada masyarakat yang kehilangan anggota keluarga untuk datang ke RS Polri sambil membawa catatan rekam medis dan sidik jari. Hal itu diperlukan untuk mengidentifikasi identitas 20 jenazah korban KM Zahro Express.