Carlos Alvarado, Presiden Baru Kosta Rika yang Akan Legalkan LGBT

2 April 2018 16:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden baru Kosta Rika, Carlos Alvarado Quesada. (Foto: Reuters/Jose Cabezas)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden baru Kosta Rika, Carlos Alvarado Quesada. (Foto: Reuters/Jose Cabezas)
ADVERTISEMENT
Carlos Alvarado Quesada (38), resmi terpilih menjadi Presiden Kosta Rika yang baru, setelah memperoleh suara mayoritas dalam pemilu. Dalam janji kampanyenya ia menegaskan akan menjamin hak-hak kemanusiaan, termasuk mengizinkan pernikahan sejenis.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Guardian, Senin (2/4), Quesada adalah mantan menteri dan penulis fiksi. Ia mampu memperoleh suara sebesar 61 persen dari hasil perhitungan yang sudah mencapai 95 persen. Perolehan ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Saat itu diramalkan bahwa pertarungannya akan berjalan dengan ketat.
"Komitmen saya adalah menjadikan pemerintah untuk semua orang, dalam kesetaraan dan kebebasan untuk masa depan yang lebih sejahtera," ujarnya.
Quesada juga ingin adanya persatuan di negaranya. Dalam debat terakhirnya, ia menyebut komentar lawannya bernada homofobia.
Presiden baru Kosta Rika, Carlos Alvarado Quesada. (Foto: AFP/Ezequiel Becerra)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden baru Kosta Rika, Carlos Alvarado Quesada. (Foto: AFP/Ezequiel Becerra)
"Ada banyak hal yang bisa membuat kita bersatu daripada memecah belah kami," kata Quesada.
Sebelum maju dalam pemilu, ia adalah seorang Menteri Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial. Terhitung ia mulai menjadi presiden pada Mei mendatang, Quesada akan jadi presiden termuda dalam sejarah Kosta Rika.
ADVERTISEMENT
Selama kampanye, ia berusaha menarik suara dari orang-orang yang berada di kubu netral. Sementara Epsy Campbell akan menjadi warga kulit hitam Kosta Rika pertama yang akan jadi wakil Presiden mendampingi Quesada. Kosta Rika memiliki empat kelompok minoritas kecil, yakni Mulatto, kulit hitam, Indian, dan Asia. Sekitar 8 persen dari populasi adalah keturunan Afrika.
Pesaingnya, Fabricio Alvardo Munoz (43), dikenal sebagai mantan jurnalis TV. Ia juga dikenal sebagai seorang yang religius. Ia mengakui kemenangan Quesada dan telah mengucapkan selamat lewat telepon.
Selama berlangsungnya pemilu, banyak ditampilkan permasalahan bangsa seperti wisata Amerika Tengah yang dikenal dengan pantai dan hutan hujan, tetapi masyarakat desa di lokasi tersebut masih konservatif.
Berbeda dengan Quesada, pada masa kampanye, Munoz berjanji akan mengembalikan nilai-nilai tradisional dengan mencegah adanya pernikahan dan melarang aborsi.
ADVERTISEMENT