Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Oktober 2019, dunia bergejolak. Unjuk rasa berujung kekerasan terjadi di banyak negara dunia.
ADVERTISEMENT
Negara-negara di benua Asia dan Amerika dilanda demonstrasi yang berujung kerusuhan besar. Hampir seluruh demonstrasi dilakukan untuk menentang pemerintahan setempat.
kumparan merangkum demo-demo besar yang terjadi di beberapa negara dunia pada Oktober 2019 ini:
Hong Kong
Demo di Hong Kong adalah unjuk rasa terlama yang terjadi pada 2019 ini. Unjuk rasa bermula dari Maret namun baru membesar pada Juli 2019.
Demo di Hong Kong bermula dari rencana otoritas setempat memberlakukan UU Ekstradisi. Rencana tersebut mendapat kecaman luas warga Hong Kong, mereka takut UU itu disalahgunakan China untuk mengincar musuh politiknya di Hong Kong.
Di samping itu, UU Ekstradisi dirasa akan mengikis demokrasi yang dinikmati rakyat Hong Kong. Demo di Hong Kong kerap berubah menjadi bentrok. Hingga kini sudah 2.379 orang demonstran yang ditahan polisi.
ADVERTISEMENT
Irak
Sejak pertengahan 2019 Irak bergejolak. Namun, tepatnya pada Oktober 2019 unjuk rasa di Irak berubah menjadi bentrokan dan aksi kekerasan.
Massa turun ke jalan untuk memprotes korupsi yang merajalela dan tingkat pengangguran tinggi.
Demo yang kerap berujung bentrok tersebut hingga Oktober 2019 telah menewaskan 220 orang yang terdiri dari warga sipil dan polisi.
Lebanon
Pada 17 Oktober 2019 puluhan ribu warga Lebanon turun ke jalan. Mereka berdemo dengan damai.
Meski damai, tuntutan mereka serius. Puluhan ribu orang tersebut meminta pemerintah pimpinan Perdana Menteri Saad Hariri mundur.
Pemicu demo adalah korupsi dan kemerosotan ekonomi. Keadaan semakin pelik usai Hariri mengeluarkan paket reformasi ekonomi yang berisi kenaikan pajak.
Kebijakan tersebut membuat warga Lebanon tetap bertahan di jalan dan membuat perekonomian negara lumpuh. Kondisi tersebut akhirnya membuat PM Hariri mundur pada akhir Oktober.
ADVERTISEMENT
Bolivia
Sejak 21 Oktober 2019, demo mengguncang seantero Bolivia. Massa yang digerakkan kelompok oposisi turun ke jalan memprotes kecurangan pemilu.
Presiden petahana Evo Morales dituduh melakukan segala cara untuk melanggengkan kekuasaanya. Bahkan, ia sampai menggelar referendum untuk menghapus masa jabatan presiden.
Selain itu, Morales dituduh menekan KPU untuk memastikan dirinya menang pemilu sehingga putaran kedua tidak perlu dilakukan.
Chile
Pertengahan Oktober otoritas Chile mengumumkan kenaikan harga kereta bawah tanah. Putusan itu membuat warga Chile marah dan menggelar demo.
Demo yang berlangsung berujung bentrok. Sebanyak 20 orang tewas dan lebih 2000 lainnya luka-luka.
Akibat besarnya demo, Presiden Chile sampai memberlakukan status darurat.