Cawe-Cawe Sering Disebut Jokowi Jelang Pilpres, Apa Maknanya Secara Linguistik?

31 Mei 2023 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
Imbauan Presiden Jokowi Tentang Arus Balik. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Imbauan Presiden Jokowi Tentang Arus Balik. Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Istilah cawe-cawe tengah trending di masyarakat. Menurut data Google Trends, istilah tersebut melonjak signifikan di mesin pencari pada 30 Mei kemarin. Ini tak lepas dari pengakuan Presiden Jokowi tentang cawe-cawe di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
Jadi, sebelumnya ada banyak politikus dan pengamat yang menuding Jokowi cawe-cawe alias ikut campur di pilpres. Jokowi dinilai terlibat di balik skenario koalisi parpol hingga menggiring opini masyarakat soal pemimpin ideal yang layak maju capres alias endorse. Hal itu lalu dianggap tak etis oleh banyak orang.
Trend kata cawe-cawe di pencarian google. Foto: Tangkapan Layar Google
Jokowi pun sempat membantah dirinya ikut campur soal pilpres, namun teranyar mengakui dirinya 'cawe-cawe' demi negara. Pengakuan itu terungkap pada 30 Mei kemarin usai dirinya bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi (pemred) media massa.
"Ya saya untuk hal ini, (ini konteksnya untuk 13 tahun momentum ya) saya harus cawe-cawe, karena untuk kepentingan negara," kata Wapemred Kompas Yogi Nugraha menirukan Jokowi.
Di Google, 'cawe-cawe bahasa jawa artinya' dan 'cawe-cawe artinya apa' pun jadi kalimat yang paling sering dicari. Pertanyaannya, apa sebenarnya makna kata tersebut?
Trend kata cawe-cawe di pencarian google. Foto: Tangkapan Layar Google

Penggunaan Istilah Cawe-cawe

Secara istilah, kata cawe-cawe merupakan serapan dari bahasa Jawa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti cawe-cawe adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
v Jw ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani: untuk mengatasi kepincangan generasi muda, kita yang tua-tua hendaknya turut -- mengatasinya
Kami lalu bertanya kepada pegiat bahasa Ivan Lanin tentang apa itu makna cawe-cawe. Namun ia justru menyarankan untuk membuka situs Koleksi Leipzig Corpora. Situs tersebut merupakan kamus berbasis korpus untuk lebih dari 250 bahasa. Setiap kata informasi statistik, contoh kalimat, dan tautan ke kata terkait disediakan oleh situs tersebut.
"Saya beri tautan itu agar bisa melihat konteks apa yang sering dipakai untuk kata tersebut. Ada yang positif, tetapi ada juga yang negatif," kata Ivan saat dihubungi kumparan, Rabu (31/5).
Ivan Lanin. Foto: Instagram/@ivanlanin
Berdasarkan situs tersebut, penggunaan kata cawe-cawe memang ada yang bermakna positif dan ada pula yang bermakna negatif. Penggunaannya pun beragam dalam sejumlah pernyataan. Contohnya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Positif
-Jadi kami harap RSUD bisa ikut cawe-cawe memfasilitasi lokasi bagi PKL yang tak kebagian tempat. (www.solopos.com, collected on 26/04/2012)
-Maka yang ikut bangun jam 4 pagi (karena gak sampai hati ngeliat Ibunda tersayang bangun sendirian di pagi-pagi buta) dan cawe-cawe (baca: turun tangan) untuk langsung, misalnya, cuci-cuci piring, ya gue lah. (baskinrobbins.blogdrive.com, collected on 08/05/2012)
Negatif
-Menkominfo mengatakan, sepanjang para pemilik media massa itu tidak cawe-cawe urusan newsroom, maka hal itu tidak menjadi masalah. (kominfo.go.id, collected on 10/02/2014)
-Padahal dengan cawe-cawe semacam itu, Soekarno secara terang-terangan telah melakukan kolonialisme dan imperialisme Indonesia. (m.kaskus.co.id, collected on 09/02/2014)
Menurut perhitungan Koleksi Leipzig Corpora, kata cawe-cawe paling sering diikuti kata-kata sebagai berikut dalam sebuah kalimat, yaitu: Ikut, melu, urusan, dalam, dewan, Neta, politisi, tidak, sengketa, soal, membeberkan, parpol, konflik, hingga mogok.
Kata-kata yang sering muncul dengan kata 'cawe-cawe'. Foto: Tangkapan Layar Corpora.uni.leipzig.de

Jokowi Mengubah Persepsi Masyarakat

Dosen linguistik Universitas Indonesia, Dr. Frans Asisi Datang, menilai positif atau negatifnya kata cawe-cawe dapat dilihat dari konteksnya. Dalam konteks politik saat ini, kata dia, makna cawe-cawe jadi negatif lantaran kata itu digunakan untuk menggambarkan Jokowi yang seharusnya tak terlibat dalam urusan pilpres.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya lihat pemakaiannya dalam konteks pemakaian selama ini, dalam berita-berita, dalam percakapan langsung orang, maknanya negatif. Artinya seharusnya (Jokowi) tidak terlibat, tetapi dia malah ikut bermain. Itu konteksnya," ujar Frans saat dihubungi terpisah.
Dosen Linguistik UI Frans Asisi Datang. Foto: Dok. Pribadi
Jokowi memang membantah cawe-cawe pilpres lantaran maknanya negatif. Namun menariknya, kata Frans, Jokowi belakangan justru menggunakan istilah yang sama dalam tone yang lebih positif.
"Kalau dari sosiolinguistik, ini Jokowi mau menggunakan istilah yang sama. Mau menunjukkan bahwa hal itu (cawe-cawe) pantas. Jadi makna kata cawe-cawe itu oleh Jokowi menjadi positif di dalam pemakaian oleh Presiden. Dia katakan untuk bangsa negara, untuk kepentingan masyarakat, kepentingan Indonesia, saya cawe-cawe. Katanya kan kira-kira begitu," jelas Frans.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, kata Frans, Jokowi sebetulnya tengah berupaya mengubah persepsi masyarakat terhadap istilah cawe-cawe itu. Dari yang awalnya negatif menjadi positif. Dari yang awalnya buruk menjadi baik.
"Dia mengangkat bahwa tidak selalu keterlibatan Presiden dalam hal ini dilarang. Karena tidak melanggar undang-undang juga, kan. Tidak ada UU yang dilanggar," pungkasnya.