CDC: 21 dari 700 Kasus Cacar Monyet di Dunia Ada di AS

4 Juni 2022 3:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Jumat (3/6) mengungkapkan ada lebih dari 700 kasus cacar monyet global, di mana 21 di antaranya ditemukan di Amerika Serikat, dengan penyelidikan saat ini menunjukkan penyebaran di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, 16 dari 17 kasus termasuk orang-orang yang diidentifikasi sebagai pria yang berhubungan seks dengan pria. Dari laporan CDC yang sama, 14 kasus dianggap terkait dengan perjalanan.
Semua pasien sedang dalam pemulihan atau sudah pulih dan tidak ada kasus yang fatal.
"Ada juga sejumlah kasus di AS yang kami tahu terkait dengan kasus yang diketahui," kata Wakil Direktur Divisi Patogen dan Patologi CDC, Jennifer McQuiston, kepada wartawan.
"Kami juga memiliki setidaknya satu kasus di AS yang tidak terkait dengan perjalanan atau mengetahui bagaimana mereka terinfeksi," lanjutnya.
Cacar monyet adalah penyakit yang langka yang terkait dengan cacar air, tapi tidak separah cacar, mengakibatkan ruam yang menyebar, demam, kedinginan, dan nyeri di antara gejala lainnya.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini umumnya terbatas ditemukan di Afrika barat dan tengah. Namun, kasusnya semakin meluas di Eropa dan angka negara yang terinfeksi cacar monyet semakin meningkat sejak Mei.
Meski penyebaran baru diduga terkait dengan festival gay di Eropa, namun cacar monyet tidak dianggap sebagai penyakit yang menular secara seksual, dengan faktor utama penyebaran dengan kontak dekat kulit dan kulit dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet. Seseorang yang terinfeksi sampai semua luka berkopeng dan kulit baru muncul.
Direktur Senior Keamanan Kesehatan Global Gedung Putih, Raj Panjabi, menambahkan bahwa 1.200 vaksin dan 100 kursus pengobatan telah dikirim ke negara-negara bagian AS, di mana mereka diminta untuk menutup kontak dari warga yang terinfeksi.
Saat ini ada 2 vaksin vaksin resmi, yaitu ACAM200 dan JYNNEOS, yang awalnya dikembangkan untuk cacar air. Meski cacar air telah dieliminasi, AS menyimpan vaksin cadangan jika digunakan sebagai senjata biologis. JYNNEOS adalah vaksin yang lebih modern dan dengan efek samping yang lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
"Kami terus memiliki lebih dari cukup vaksin yang tersedia," kata Asisten Sekretaris untuk Kesiapan dan Tanggapan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Dawn O'Connell.
Pada akhir Mei, CDC mengatakan ada 100 juta dosis ACAM200 dan 1.000 dosis JYNNEOS yang tersedia. Tapi, O'Connell mengatakan jumlah itu telah bergeser, meski dia tidak dapat mengungkapkan jumlah pastinya karena alasan strategis.
CDC juga mengizinkan 2 antivirus yang digunakan untuk cacar air, TPOXX dan Cidofovir, untuk kembali digunakan untuk cacar monyet.
"Siapa saja bisa terinfeksi cacar monyet dan kami secara hati-hati memantau cacar monyet yang dapat menyebar di populasi mana saja, termasuk mereka yang tidak teridentifikasi sebagai pria yang melakukan seks dengan pria," kata McQuiston.
Dengan demikian, CDC sedang melakukan penjangkauan khusus di komunitas LGBT. Kasus yang dicurigai "harus siapa saja dengan karakteristik ruam baru" atau yang memenuhi kriteria kecurigaan tinggi seperti perjalanan yang relevan, kontak erat, atau pria yang berhubungan seks dengan pria.
ADVERTISEMENT