Cegah Curah Hujan Ekstrem, BNPB Modifikasi Cuaca di Jatim Mulai 18 Desember

18 Desember 2024 0:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Pratikno (kiri) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto usai Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (17/12/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Pratikno (kiri) dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto usai Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (17/12/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan modifikasi cuaca di wilayah Jawa Timur mulai besok, Rabu (18/12).
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengatakan modifikasi cuaca ini dilakukan untuk mengurangi curah hujan tinggi di Jawa Timur.
"Jawa sudah dilaksanakan operasi modifikasi cuaca, yang sudah jalan adalah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dan untuk Jawa Timur mulai besok kita akan laksanakan operasi modifikasi cuaca siang dan malam, mudah-mudahan prediksi BMKG curah hujan yang ekstrem bisa dikurangi, sehingga tidak mengakibatkan bencana yang masif," ujar Suharyanto usai Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Provinsi Jawa Timur di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (17/12).
Suharyanto menjelaskan, ada dua titik di Jawa Timur yang akan dilaksanakan modifikasi cuaca, yakni di wilayah Tapal Kuda dan Mataraman.
"Nanti kita lihat prediksinya semua Jawa Timur akan dilakukan modifikasi cuaca. TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) tidak di titik tapi areal ya karena dilihat pertumbuhan awannya yang hujan ya di situ dilakukan intervensi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan operasi modifikasi cuaca, BNPB menggandeng pihak ketiga. Anggaran untuk kegiatan itu diperkirakan mencapai Rp 1,2 miliar.
"Tergantung kebutuhan, ya sekali terbang kita coba seminggu, kalau seminggu kali Rp 200 juta. 7 x Rp 200 juta ya, sekitar Rp 1,2 miliar," ungkapnya.