Cegah Demensia, Jemaah Haji Lansia Simak Tips Berikut Ini!

21 Mei 2024 19:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Islam melakukan Tawaf keliling Kakbah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umroh di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi. Foto: Antara/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam melakukan Tawaf keliling Kakbah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umroh di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi. Foto: Antara/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah jemaah lansia mengalami gejala demensia saat ditemukan petugas haji, meraka ada yang lupa arah jalan pulang hingga lupa sudah berada di Tanah Suci. Demensia adalah kondisi penurunan kemampuan berpikir dan ingatan seseorang yang umumnya terjadi pada lansia (usia 65 tahun ke atas).
ADVERTISEMENT
Kondisi ini sangat dimungkinkan mengingat jemaah lansia pada musim haji tahun ini cukup banyak. Jumlahnya mencapai sekitar 45 ribu.
Hal ini dikonfirmasi juga dengan temuan Tim Media Center Haji (MCH) yang sering menjumpai dan mengantarkan jemaah haji lansia dan disinyalir menderita gejala demensia.
Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra mengatakan, ada jemaah lansia yang mengalami kelupaan saat sedang menunaikan ibadah haji, baik lupa nama, keluarga, atau merasa dirinya masih berada di kampung halaman.
"Gangguan ini secara umum dipicu oleh dua hal, baik karena faktor sosial atau psikososial maupun faktor pribadi atau psikologis. Selain itu juga dipicu oleh faktor biologis," kata Dokter Leksmana dikutip dari rilis Kemenag, Selasa (21/5).
ADVERTISEMENT
Menurut dokter yang sehari-hari bertugas di Daerah Kerja (Daerah Kerja) Madinah ini, gangguan jiwa jenis ini juga biasanya dipicu faktor genetik.
"Mereka sudah memiliki potensi gangguan kejiwaan, kemudian kambuh lagi setibanya di Arab Saudi," ucapnya.
Orang yang mengalami demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya. Gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami.
Kemudian, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya.
"Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Misalnya dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi, atau melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pasien yang sudah pulih pun tetap harus mendapat pendampingan. Sebab, demensia sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi.
Cegah kelelahan dan dehidrasi
Jemaah haji lansia di Madinah. Foto: Dok. MCH 2024
Oleh karena itu, bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji. Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.
"Jemaah Lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia. Artinya, perlu mewaspadai gejala dimensi. Jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif. Caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita,” ujar dr Leksmana.
“Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, cuaca di Arab Saudi bisa mencapai 50 derajat celsius. Jemaah diimbau untuk minum air sebanyak 200 mili per jam. Jangan sampai menunggu haus. Selain itu saat keluar ruangan harus memakai sendal agar kaki tidak melepuh. Jangan pergi sendirian, usahkan selalu bersama kelompok agar tidak tersasar.