Cegah Penyebaran Virus ASF, Pemprov Sumut Awasi Peredaran Babi

12 Februari 2020 0:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa dari gerakan #Save Babi membawa spanduk bergambar babi saat unjuk rasa tolak pemusnahan ternak babi, di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
zoom-in-whitePerbesar
Massa dari gerakan #Save Babi membawa spanduk bergambar babi saat unjuk rasa tolak pemusnahan ternak babi, di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
ADVERTISEMENT
Pemprov Sumatera Utara terus berupaya mencegah peredaran African Swine Fever (ASF). Salah satunya adalah dengan mengawasi keluar-masuknya babi di Kabupaten/Kota yang terjangkit virus ASF di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
"Langkah ini diambil karena bila di sebuah daerah sudah terkena wabah ASF, maka seluruh babi (akan) terindikasi ASF," jelas Plh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Muhaimin Damanik, Selasa (11/2).
Sehingga, babi yang ada di wilayah tersebut, tidak boleh dijual ke luar daerah.
Ilustrasi babi di peternakan. Foto: AFP/Ina Fassbender
Akibat virus ASF ini, tercatat sudah ada sekitar 46.700 ekor babi yang mati mendadak di 21 kabupaten/kota. Muhaimin mengimbau, masyarakat tidak mengubur babi yang mati agar tidak mencemari lingkungan.
"Kalau sudah kena, bagaimana mau menanganinya. Belum ada obatnya, belum ada vaksinnya," ungkapnya.
Selain itu, Muhaimin juga menyanggah isu jika babi di Sumatera Utara akan dimusnahkan. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENT
"Sudah dijelaskan, Pak Gubernur tidak mengatakan ke situ. Pak Gubernur tidak mau memusnahkan babi di Sumut," pungkasnya.