Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta agar jangan ada lagi sekolah yang menarik pungutan, apa pun jenisnya, kepada para siswa. Ganjar menegaskan, ketimbang menarik pungutan kepada siswa, lebih baik sekolah memanfaatkan jaringan alumni untuk membantu pembangunan sarana-prasarana sekolah.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa kok merencanakan tanpa membebani siswa. Dulu ada sekolah yang kreatif, dia minta ke siapa? Ke alumni. Itu sebenarnya cara yang bisa kita lakukan. Kalau ada yang sifatnya khusus, boleh dilakukan asal izin kepada kami," ucap Ganjar di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (14/7).
Ganjar juga membuka layanan aduan jika ada praktik pungli di sekolah, terutama di tingkat SMA/SMK dan SLB Negeri. Warga yang menemukan dugaan praktik pungli bisa melaporkannya melalui WhatsApp 082329615325, instagram @pdkjaateng , atau website dan aplikasi LaporGub! .
Sekolah dilarang memungut iuran kepada siswa, antara lain untuk uang gedung, SPP, infak, wisata, wisuda, dan segala jenis pungutan dalam bentuk apa pun. Selain itu, pengadaan seragam hanya boleh dilakukan secara mandiri oleh siswa, orang tua, atau wali siswa.
ADVERTISEMENT
"7 juta lebih yang nonton Instagram saya. Enggak boleh ada pungutan pakai istilah lain, infak. Janganlah, jangan seperti itu. Maka kalau ada yang menjalankan, saya ambil tindakan," tegas Ganjar.
Sebelumnya Ganjar sempat mendapati kasus pungutan berkedok infak saat berdialog dengan salah satu siswa SMK di seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7) lalu. Siswa itu mengaku dimintai uang infak setiap kenaikan kelas, padahal seharusnya seluruh SMA/SMK Negeri di Jateng sudah bebas biaya.
Kepala sekolah SMK tersebut akhirnya dicopot dari jabatannya. Ia mengakui, ia memang memungut uang infak untuk proses pembangunan masjid sekolah.