Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bandung M Oded Danial mengungkapkan ada sekitar 600 siswa setingkat SD hingga SMP di Bandung terpapar radikalisme. Padahal, seharusnya dunia pendidikan menjadi dasar dalam membentuk karakter anak.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah radikalisme menyebar di sekolah-sekolah, pengamat gerakan radikalisme dan terorisme, Sofyan Tsauri, mengatakan, kurikulum pendidikan harus berisi nilai-nilai kebangsaan.
"Ini kecolongan, ke depan ada penanaman nilai-nilai kebangsaan menjadi kurikulum pendidikan. Kalau enggak ya kasihan anak didik kita," kata Sofyan saat dihubungi kumparan, Selasa (29/10).
Sofyan juga meminta agar pihak pembuat kebijakan memperketat regulasi pendirian sekolah atau lembaga pendidikan. Menurut Sofyan, apabila lembaga sekolah tak memiliki standar memberikan pendidikan kebangsaan, maka hal ini perlu diantisipasi.
"Ini tidak lepas dari lembaga pendidikan, kalau sekolah tidak memenuhi standar tentang kebangsaan NKRI dan sebagainya, makanya perlu regulasi dan perizinan kembali diperketat," jelasnya.
"Para pengambil kebijakan perlu memperjelas soal aturan mendirikan lembaga pendidikan, misal orientasinya itu pendidikan Islam ya jangan sampai melupakan nilai-nilai luhur, tentang kebudayaan kita, kebangsaan," imbuhnya.
Sofyan pun meminta semua pihak, seperti Kemenag, Kemendikbud, serius dalam memperketat aturan itu.
ADVERTISEMENT
"Ke depan Depag (Kemenag) terkait pendidikan madrasah, MI, kemudian Kemendikbud, polisi dan sebagainya itu harus betul-betul memperketat aturan itu," pungkasnya.
Wali Kota Bandung M Oded Danial menjelaskan berdasarkan data intelejen Kapolrestabes Bandung, ada 600 siswa SD hingga SMP terpapar radikalisme. Oded pun mengimbau kepada orang tua dan guru di Bandung mengawasi anak-anak agar tak terpapar paham radikalisme.