Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Cegah Teroris Serang Bali, Polisi Tingkatkan Pengamanan Bandara
14 Mei 2018 19:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
Pengamanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, ditingkatkan usai rentetan teror bom terjadi di Surabaya dan sekitarnya. Pihak kepolisian bandara memastikan sudah berkoordinasi dengan TNI AU dan Polda Bali terkait pengamanan ini.
ADVERTISEMENT
Communication & Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, menjelaskan ada 100 orang tim gabungan yang dikerahkan untuk pengamanan bandara. Tim terdiri dari unsur kepolisian hingga Intelijen.
"Pengamanan sudah ditingkatkan, untuk percepatan kita lakukan penanganan reaksi cepat dengan TNI AU, Polri (KP3) Ngurah Rai dan intelejen berjumlah 100 orang untuk di ring 1 area bandara. Penanganan bersama dengan Polda dan Jihandak sedang dikoordinasikan," kata Arie kepada kumparan (kumparan.com), Senin (14/5).
Selain itu, fungsi seluruh kamera CCTV di area bandara juga akan dimaksimalkan. Hal itu bertujuan agar bisa melakukan profiling terhadap pengunjung dan calon penumpang.
"Memastikan CCTV di area bandara beroperasi dengan maksimal. Termasuk melakukan kegiatan cipta kondisi dengan random check ke semua kendaraan yang masuk ke area bandara," papar Arie.

Arie menambahkan, peningkatan pengamanan juga dilakukan di area land side dengan patroli bersama di area luar perimeter. Begitu pula di perbatasan perimeter antara publik area dan daerah keamanan terbatas.
ADVERTISEMENT
"Peningkatan pengamanan di area terminal kargo dan pos, untuk memastikan tidak adanya barang berbahaya yang memasuki airport," imbuhnya.
Pihak Imigrasi Ngurah Rai pun turut melakukan peningkatan pengawasan. Salah satunya, terkait pengecekan riwayat perjalanan warga, khususnya orang-orang yang datang dari kawasan Timur Tengah.
"Kami sudah mengumpulkan tim untuk waspada. Pemeriksaan paspor akan dilakukan ketat. Kalau tidak ada kepentingan mereka di sini, mungkin saya sarankan pulang. Kita berdoa agar itu tidak terjadi di Bali," kata Kepala Imigrasi Ngurah Rai, Amran Aris.
Amran menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BIN dan Polda Bali untuk peningkatan pengamanan ini tersebut.
"Tetap bekerja sama dengan BIN dan Polda untuk melihat saudara-saudara yang kemungkinan dari Timur Tengah. Penerbangan langsung kan tidak ada, hanya (pihak) imigrasi yang bisa baca riwayat perjalanan mereka. Untuk nama-nama mereka dari zona yang ditandai itu akan dilakukan bersama, harusnya sudah ada dengan BIN," papar dia.
ADVERTISEMENT
Sementara Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menyampaikan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose untuk peningkatan pengamanan. Mantan Kapolda Bali ini menilai serangan teror di Surabaya semakin mengerikan, sehingga masyarakat Bali harus meningkatkan kewaspadaan.
"Kemarin saya sudah berkoordinasi dengan Kapolda, mengambil langkah-langkah mengantisipasi hal ini. Saya lihat sudah terjadi peningkatan pengamanan, semoga tidak menjalar ke Bali," ujar Pastika ditemui di kantor DPRD Provinsi Bali, Senin (14/5).
Pastika tak ingin Bali kembali jadi titik penyerangan teroris seperti yang sudah beberapa kali terjadi sebelumnya.
"Karena kelihatannya semakin offensive terorisnya. Melihat bom yang meledak ini lebih canggih dari yang lama," imbuhnya.
Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama juga mengimbau masyarakat agar tenang namun tetap waspada. Pasalnya, wilayah Bali cukup berdekatan dengan Surabaya. Ia pun turut berduka cita terhadap korban teror bom di Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagaimana wakil rakyat, mengutuk dengan keras serangan teroris di Surabaya. Kami berbelasungkawa kepada keluarga korban. Kami imbau seluruh rakyat Bali, tetap tenang dan waspada, karena tidak bisa dipungkiri, Surabaya dekat dengan Bali, kita berdoa jangan sampai itu (aksi teror) ke Bali," papar Adi.
Menurut Adi, para teroris sekarang semakin nekat melakukan aksi mereka di mana saja. Mulai dari kawasan pariwisata seperti Bali, hingga sejumlah rumah-rumah ibadah.
"Tidak hanya pariwisata, ini sudah biadab, tidak mengenal tempat dan waktu. Seluruh masyarakat Bali harus waspada. Waspada terhadap hal-hal mencurigakan," ucapnya.