Cegah Virus Misterius dari China, Bandara Bali Pasang Thermal Scanner

18 Januari 2020 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Scanner atau alat deteksi suhu tubuh di area kedatangan internasional bandara I Gusti Ngurah Rai. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Scanner atau alat deteksi suhu tubuh di area kedatangan internasional bandara I Gusti Ngurah Rai. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Bandara Ngurah Rai, Bali, memasang dua alat thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh menyusul merebaknya penyakit pernapasan misterius yang mewabah di Wuhan, China.
ADVERTISEMENT
Pemasangan thermal scanner ini bertujuan mengantisipasi wabah penyakit ini masuk ke Pulau Dewata. Dua alat ini telah terpasang di gate 16 dan 17 area kedatangan internasional sejak hari ini.
“Sudah diaktifkan thermal scanner, dan rapat koordinasi tanggal 6 Januari untuk mengarahkan semua penumpang dari Wuhan untuk melewati gate 16 dan 17 di mana alat thermal terpasang,” kata Kabid Upaya Kesehatan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, Putu Alit Sudarma, saat dihubungi, Sabtu (18/1).
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: Dok. Angkasa Pura I
Alit mengatakan, pihak bandara akan mengarahkan wisatawan asal China untuk melewati thermal scanner sebelum keluar terminal.
Bila ditemukan wisatawan yang memiliki suhu badan di atas 38 derajat celcius, akan dilakukan pemeriksaan lebih mendalam apakah mereka terjangkit coronavirus --virus penyebab penyakit misterius-- atau penyakit lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika setelah pemeriksaan terbukti terjangkit coronavirus, wisatawan tersebut akan diserahkan ke RSUP Sanglah untuk perawatan lebih lanjut.
“Apabila kita curigai menderita penyakit yang kita lagi sedang waspadai, kita sudah punya rencana kontingensi untuk dikirim ke RSUP Sanglah. Tapi kalau karena disebabkan demam biasa ya kita obati biasa saja,” ujar Alit.
Selain di bandara, wisatawan yang masuk melalui pelabuhan juga harus melewati thermal scanner. Namun, alat scanner di pelabuhan hanya dipasang jika menerima laporan kedatangan kapal pesiar yang membawa wisatawan luar negeri.
“Di pelabuhan juga, tapi di pelabuhan enggak setiap hari ada wisatawan masuk. Manakala ada informasi wisatawan yang datang dari tempat yang terjangkit. Itu pasti kita akan mengarahkan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kita masih ada thermal cadangan di kantor untuk mobile untuk dibawa ke Benoa atau Gilimanuk. Diaktifkan kalau ada kapal pesiar datang dari daerah terjangkit, saat ini dari China,” lanjut dia.
Ilustrasi Virus. Foto: geralt via pixabay
Total ada dua dokter dan tiga perawat yang berjaga 24 jam di Bandara Ngurah Rai. Sementara di pelabuhan terdapat 3 dokter dan perawat.
Ia memastikan hingga saat ini belum ada wisatawan yang terdeteksi terjangkit coronavirus yang masuk ke Bali. Pembatasan penerbangan atau masuknya penumpang di pelabuhan asal China juga belum diberlakukan.
“Sejauh ini belum ada, Bali masih aman. Sampai hari ini kami belum menerima laporan dari tim di lapangan. Dan sejauh ini belum ada pembatasan penerbangan atau kapal masuk ke Pelabuhan,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Virus misterius yang akhirnya teridentifikasi sebagai coronavirus ini muncul pertama kali di Wuhan, China. Coronavirus ini juga yang menjadi dalang dari munculnya wabah penyakit pernapasan yang menyerang 41 orang dan menewaskan seorang lansia berusia 61 tahun di China.
Kabar terakhir, virus ini telah terdeteksi sudah sampai di Bangkok dan Jepang. Alit menyatakan, pihaknya akan meningkatkan pengawasan kepada sejumlah wisatawan yang masuk ke Bali.
"Yang utama kita meningkatkan pencermatan di bandara dan pelabuhan,” tutup Alit.