Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cegah Wabah PMK, Pemerintah Balikpapan Tutup Distribusi Sapi dari Luar Daerah
11 Mei 2022 21:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan melakukan langkah antisipatif terhadap penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, terutama jenis sapi dan kambing. Meski Kota Balikpapan belum termasuk daerah yang terdampak PMK seperti di Provinsi Jawa Timur dan Aceh oleh Kementerian Pertanian baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Kepala DP3 Kota Balikpapan, Heria Prisni mengungkap, pihaknya telah mendapat arahan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah yang terdampak PMK sejak Senin (9/5) kemarin.
"Dari Gorontalo juga ditutup. Kita (Balikpapan) kan bukan daerah penghasil (sapi), khawatir kalau ternak dari sana ada yang tertular, jadi masih ditutup semua," kata Heria saat dikonfirmasi Rabu (11/5).
Namun, Heria belum dapat memastikan sampai kapan penutupan jalur distribusi hewan ternak ini diberlakukan.
Pemeriksaan terhadap hewan ternak juga dilakukan di sekitar Balikpapan, termasuk bersama petugas Balai Veteriner Banjarbaru. Pemeriksaan yang ditujukan sebagai deteksi dini penularan PMK itu, mengambil sampel darah ternak untuk kemudian diuji di laboratorium.
"Ada 1.100 sapi dari seluruh peternak kita ambil sampel. Ini petugas kami masih di lapangan mengambil sampel untuk selanjutnya dikirim ke lab. Hasilnya kemungkinan seminggu baru diketahui," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengakui tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh virus tersebut. Meski tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi dengan pengolahan yang benar, wabah PMK berdampak kerugian bagi peternak.
"Sapi (ternak) bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan ternaknya dimasak dengan benar masih aman," sambungnya.
Dia mengingatkan kepada peternak agar meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatan hewan-hewan ternaknya. Apabila menemukan indikasi ternak dalam kondisi tidak biasa agar segera melapor kepada pihaknya untuk segera dilakukan penanganan.
"Gejalanya biasa ternak mengalami demam, tapi itu juga belum tentu. Makanya kalau ada laporan dari peternak nanti kita lakukan pemeriksaan dan memberi asupan vitamin," katanya.
"Paling mudah mendeteksi dari mulut dan kuku. Tandanya itu di bagian mulut atau kuku ternak itu korengan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT