Cekcok Mumtaz Rais dengan Wakil Ketua KPK: Kronologi hingga Klarifikasi

15 Agustus 2020 7:35 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nawawi Pomolango dan Mumtaz Rais. Foto: ANTARAFOTO & Instagram Mumtaz Rais
zoom-in-whitePerbesar
Nawawi Pomolango dan Mumtaz Rais. Foto: ANTARAFOTO & Instagram Mumtaz Rais
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, terlibat cekcok dengan Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, dalam penerbangan Garuda Indonesia GA 643 rute Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8).
ADVERTISEMENT
Alasannya, Mumtaz yang saat ini merupakan penumpang kelas bisnis Garuda Indonesia tidak terima ditegur oleh kru kabin, pramugari, dan Nawawi yang duduk tak jauh darinya karena memakai HP di pesawat yang tengah proses refuelling atau mengisi bahan bakar.
Nawawi akhirnya melaporkan kejadian ini kepada Pos Polisi Bandara Soekarno-Hatta.

Kronologis Insiden Cekcok

Nawawi Pomolango pimpinan KPK terpilih periode 2019-2023 saat sesi foto dengan kumparan, Jakarta, Rabu (17/9/2018). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Nawawi yang mendengar Mumtaz marah karena ditegur tiga kali akibat memakai HP, sempat memintanya agar tidak memarahi kru kabin. Sebab, para kru tersebut hanya menjalankan tugas. Setelahnya, perdebatan antara Mumtaz dan Nawawi pun terjadi.
Berikut kronologisnya:
- Pesawat GA 643 Rute Gorontalo-Makassar-Jakarta mendarat di Makassar untuk melakukan refuelling.
- Mumtaz saat itu menelepon di kabin pesawat. Kabin kru kemudian meminta agar HP dimatikan. Teguran sampai 2 kali.
ADVERTISEMENT
- Mumtaz tak terima dia kemudian memarahi kabin kru. Rupanya ini membuat Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango yang duduk tak jauh dari Mumtaz ikut bicara. Dia menasihati Mumtaz agar tak memarahi kabin kru yang hanya menjalankan aturan penerbangan
- Mumtaz kemudian marah dan terlibat debat dengan Nawawi
- Rekan Mumtaz menengahi dan meminta maaf. Rekan-rekan Mumtaz di pesawat kemudian mendamaikan perdebatan itu.
- Turun di Bandara Soekarno-Hatta, Wakil Ketua KPK Nawawi melaporkan insiden itu ke Pos Polisi Bandara Soekarno-Hatta
- Pihak Kepolisian Bandara Soekarno-Hatta masih melakukan penyelidikan termasuk pemeriksaan saksi-saksi. Kasus ini disidik atas dugaan pelanggaran UU Penerbangan
Meski begitu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan Nawawi hanya mengadu ke pos polisi dan tidak membuat laporan.
ADVERTISEMENT
"Itulah kemudian turun dari itu dia mengadu ke Pospol, tapi belum bikin laporan. Baru mengadu. Belum ada laporan (polisi)," ungkap Yusri.

Klarifikasi Rekan Mumtaz Rais yang Satu Pesawat

Wasekjen PAN, Irvan Herman, yang juga satu pesawat dengan Mumtaz dan Nawawi pun ikut memberikan klarifikasinya. Dia mengakui ada keributan gara-gara HP yang dipakai Mumtaz, namun sudah selesai dan dimaafkan saat itu juga.
"Pada saat itu Pangeran Saleh (politikus PAN di pesawat) selaku pimpinan rombongan sudah meminta maaf kepada kru Garuda (Purser) Bapak Djoko dan Pramugari Ica, serta kepada Bapak Nawawi Pamolango. Dan secara lisan pihak Garuda menyampaikan persoalan itu selesai. Kami pun menganggap sudah dimaafkan dan persoalan ini selesai," ucap Irvan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/8).
Wasekjen PAN, Irvan Herman. Foto: Dok. PAN
Berikut penjelasan Irvan yang satu pesawat dengan Mumtaz:
ADVERTISEMENT
Terkait pemberitaan Perihal Insiden Keributan di Pesawat GA 643 GTO-UPG-CGK (Gorontalo - Makassar -Jakarta) antara Saudara Muntaz Rais dengan Bapak Nawawi Pamolango yang juga Pimpinan KPK RI dengan ini saya (dr. Irvan Herman Wasekjen PAN) yang ikut dalam rombongan pesawat dan duduknya pada seat 3. perlu menjelaskan beberapa hal terkait insiden tersebut :
1. Penggunaan HP yang dilakukan oleh Saudaraku Muntaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang Makasar untuk transit, pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding.
2. Pada saat saudaraku Muntaz Rais menggunakan HP dan diminta untuk dimatikan oleh crew pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pamolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pamolango.
ADVERTISEMENT
3. Pada saat itu Pangeran selaku pimpinan rombongan sudah meminta maaf kepada Crew Garuda (Purser) Bapak Djoko dan Pramugari Ica serta kepada Bapak Nawawi Pamolango. Dan secara lisan pihak Garuda menyampaikan persoalan itu selesai. Kami pun menganggap sudah dimaafkan dan persoalan ini selesai.
4. Usai insiden tersebut antara Pak Pangeran dan Pak Nawawi juga sudah ngobrol santai terkait pekerjaan. Dan pada saat turun semua juga sudah cair dan damai suasananya. Makanya kita justru heran kalau ada pelaporan terkait insiden tersebut.
5. Kami justru sangat menyayangkan adanya perbedaan sikap antara crew di pesawat dengan Dirut Garuda di darat. Ada apa dengan Dirut Garuda yang justru sudah banyak komentar di media massa. Dirut Garuda seharusnya ikut menjaga kenyamanan penumpang bukan malah ikut memperkeruh suasana.
ADVERTISEMENT
Jakarta, 14 Agustus 2020
dr. Irvan Herman (Wasekjen PAN)

KPK Angkat Bicara

Plh Jubir KPK Ali Fikri. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
KPK angkat bicara mengenai insiden yang melibatkan Nawawi dengan Mumtaz. Plt juru bicara KPK, Ali Fikri, menyatakan saat itu Nawawi dalam posisi sebagai penumpang yang mengingatkan penumpang lain agar mematuhi aturan penerbangan, terlepas apa pun jabatannya.
"Posisi Pak Nawawi untuk mengingatkan penumpang lain saat itu lebih bertindak sebagai salah satu penumpang yang menyadari adanya aturan di penerbangan yang wajib dipatuhi oleh siapa pun, tidak peduli anda pejabat negara ataupun tidak," ujar Ali dalam keterangannya.
Namun, teguran yang disampaikan Nawawi saat itu justru dibalas dengan nada ketus oleh Mumtaz. Bahkan, Mumtaz membawa-bawa jabatan rekannya selaku anggota DPR yang saat itu ikut dalam penerbangan.
Mumtaz Rais. Foto: Instagram/@mumtaz.rais
"Iktikad baik mengingatkan yang bersangkutan (Mumtaz) tersebut justru direspons negatif. Bahkan yang bersangkutan sempat mengatakan 'kamu, siapa?' Dan mengatakan pada Pak Nawawi saat itu ia sedang bersama dengan salah satu Wakil Ketua Komisi dari DPR-RI," jelas Ali.
ADVERTISEMENT
Ali menjelaskan, saat kejadian, Nawawi tak mengetahui dengan siapa ia berdebat. Nawawi hanya mengingatkan agar penumpang itu agar mematuhi aturan yang berlaku.
"Saat itu Pak Nawawi tidak mengetahui nama atau dengan siapa ia bicara tersebut, namun memutuskan untuk mengingatkan penumpang tersebut agar mematuhi aturan yang berlaku di penerbangan. Nawawi juga tidak pernah berharap ia didengar karena ia adalah pimpinan KPK, namun harapannya siapa pun penumpang yang mengingatkan penumpang lain, seharusnya tidak direspons secara negatif. karena hal itu adalah untuk kepentingan bersama," ucap Ali.
Setelah memberikan informasi insiden tersebut kepada Pospol Bandara Soetta, Ali memastikan pihak Polres telah menindaklanjutinya dengan menemui Nawawi di gedung KPK.
"Pihak Polres Bandara juga sudah datang menemui Pak Nawawi di kantor KPK dan sudah disampaikan pada prinsipnya bahwa penyelesaian kejadian tersebut diserahkan sepenuhnya kepada petugas yang berwajib," tuturnya.
Nawawi Pomolango melambaikan tangan usai usai menjalani uji kepatutan dan kelayakan di ruang rapat Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (11/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Berikut runutan insiden cekcok Mumtaz Rais dan Nawawi versi KPK:
ADVERTISEMENT
1. Wakil Ketua KPK, Nawawi Pamolango melakukan perjalanan dinas ke Gorontalo dalam rangka menjalankan tugas kegiatan koordinasi pemberantasan korupsi dengan APH dan APIP di wilayah Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus sampai 12 Agustus 2020.
2. Nawawi kembali ke Jakarta pada Rabu, (12/8/2020) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Perjalanan pesawat transit di Bandara di Makassar untuk pengisian bahan bakar.
3. Pada saat pengisian bahan bakar, petugas pramugari sudah mengingatkan beberapa kali secara langsung ataupun secara umum melalui pengeras suara agar kepada para penumpang tidak berjalan serta tidak menggunakan alat komunikasi dst.
4. Nawawi saat itu melihat penumpang yang bersangkutan tidak mengindahkan imbauan pramugari hingga sekitar 3 kali. Karena yang bersangkutan masih terus bicara melalui telepon, sementara Nawawi melihat dari jendela di samping tempat duduknya ada kendaraan pengisi bahan bakar di sekitar pesawat, maka dengan pertimbangan keselamatan seluruh penumpang, Nawawi mengingatkan pada yang bersangkutan untuk mematuhi aturan yang berlaku di penerbangan.
ADVERTISEMENT
5. Namun demikian, yang bersangkutan tidak merespon dan tetap bicara melalui telepon. Nawawi kembali ke kursi, namun dikejutkan ketika penumpang yang diingatkan tadi justru kemudian mengatakan “kamu siapa?”. Hal ini dijawab Nawawi: “saya penumpang pesawat ini dan oleh karenanya wajib mengingatkan sesama demi keselamatan bersama".
6. Akan tetapi penumpang tersebut tidak mengindahkan dan menyampaikan beberapa hal, hingga terucap salah satu kalimat yang kurang lebih mengatakan bahwa ia disini bersama wakil ketua komisi III DPR dengan mengarah ke salah satu kursi kedua di belakang Nawawi.
7. Atas jawaban tersebut kemudian Nawawi merespons bahwa ini adalah kewajiban kita sesama penumpang untuk mengingatkan demi keselamatan bersama. Tidak hubungannya dengan posisi sebagai pejabat dimanapun, termasuk di DPR-RI. Hal ini berangkat dari pemahaman, bahwa Pak Nawawi memahami mitra kerja di Komisi III DPR-RI adalah orang-orang yang memahami hukum sehingga tidak mungkin akan bersifat arogan membela jika ada pelanggaran aturan di penerbangan tersebut. Apalagi mengingatkan penumpang lain yang menelepon saat pesawat mengisi bahan bakar adalah demi keselamatan bersama seluruh penumpang.
ADVERTISEMENT
8. Setelah akhirnya diketahui bahwa Nawawi adalah Pimpinan KPK, ada upaya dari penumpang lain yang tadi disebut salah satunya dari unsur Pimpinan Komisi III DPR untuk meredakan persoalan. Namun tentu saja kita memahami persoalannya bukan pada aspek pribadi Nawawi, tetapi bagaimana kita memahami dan mematuhi aturan penerbangan yang berlaku dan bersedia diingatkan jika keliru.
9. Kemudian, Pak Nawawi mengatakan kalau begitu nanti setelah di bandara saya akan menginformasikan hal ini pada petugas yang berwenang di bandara. Setelah turun di Bandara Soekarno Hatta lalu Nawawi Pomolango memberikan informasi adanya kejadian tersebut kepada Kapospol Terminal 3F.
10. Sampai sore ini, Pihak PT Garuda juga telah menghubungi Pak Nawawi dan menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas apa yang dilakukan Nawawi Pomolango selaku penumpang Garuda Indonesia yang mendukung aturan keselamatan penerbangan terkait turut mengingatkan sesama penumpang demi keselamatan bersama.
ADVERTISEMENT
11. Demikian juga pihak Polres Bandara juga sudah datang menemui Pak Nawawi di kantor KPK dan sudah disampaikan pada prinsipnya bahwa penyelesaian kejadian tersebut diserahkan sepenuhnya kepada petugas yang berwajib.
12. Atas kejadian ini tentu menjadi pembelajaran bahwa setiap penumpang pesawat agar mematuhi aspek etika dan aturan penerbangan untuk keselamatan bersama dan tentu apa yang dilakukan Nawawi Pomolango harus pula diikuti oleh setiap penumpang untuk saling mengingatkan sesama penumpang lain dalam penerbangan demi keselamatan bersama.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona